RAMADI - Pasukan Keamanan Irak semakin terdesak dalam usaha mereka mempertahankan Kota Ramadi dari serangan kelompok militan ISIS.
“Hanya Tuhan yang tahu apakah kita bisa bertahan hidup dari serangan ini,” kalimat ini meluncur dari mulut Wakil Kepala Dewan Provinsi Anbar, Falih Essawi, menggambarkan situasi kritis yang mereka hadapi di Ramadi.
Politisi itu ikut berjuang di garis depan dengan bersenjatakan senapan mesin. Dia menyebutkan pertahanan Kota Ramadi dihancurkan secara cepat oleh serangan-serangan ISIS, dan meminta bantuan dari Pemerintah Irak serta pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk membantu mereka.
“Inilah yang kami peringatkan kepada Baghdad mengenai apa yang akan terjadi. Dimana Baghdad? Dimana (Perdana Menteri) al Abadi?” kata Essawi seperti dilansir CNN, Kamis (16/4/2015).
Menurut keterangan dari pejabat di Anbar, 10 orang pasukan keamanan Irak tewas dan lebih dari 100 orang mengalami luka-luka dalam pertempuran dengan ISIS pada Rabu 15 April kemarin. Lebih dari 150.000 orang meninggalkan kota untuk mengungsi, menyebabkan kemacetan parah di jalan-jalan yang menuju keluar kota.
Meskipun telah digempur dengan serangan udara dari koalisi pimpinan AS, militan ISIS terus bergerak maju menuju Ramadi dan diperkirakan akan berhasil menguasai kota itu dalam beberapa jam lagi.
(Hendra Mujiraharja)