“Pendidikan di sekolah itu apa yang diajarkan, kemudian benar-benar jadi kiblat (perilaku) buat mereka atau malah sebaliknya? Jangan-jangan di sekolah pun pergaulannya sudah sangat bebas. Di beberapa sekolah kalau kita perhatikan, sudah benar-benar bebas,” lanjutnya.
“Apalagi jika dia (remaja) bersekolah di sekolah favorit, terkenal di Jakarta. Pelajar yang kehidupannya kaya punya duit, terpengaruh soal cara berbusana (minim). Itu bisa menular pada pelajar yang enggak ngerti apa-apa,” tambah Emka.
“Menular pada pelajar yang enggak ngerti-ngerti amat soal gaya hidup yang bebas, akhirnya ikut-ikutan. Apalagi kalau ada sarana (pesta) gratis,” ujar penulis buku ‘Jakarta Undercover’ dan ‘In Bed with Model$’ itu.
Pesta dan gaya hidup malam pun tak pelak menjangkiti para pelajar, akibat dari pergaulan bebas di atas, seperti kasus pesta bikini pelajar. Dikhawatirkan, pesta semacam itu malah jadi wadah untuk pesta seks.
“Kalau melibatkan pesta seks, pasti akan jadi miris juga. Fakta lain menyebutkan bahwa misalnya, para pelaku prostitusi itu malah anak remaja. Hampir semua remaja yang ingin melakukan seks pertama, ya kalau enggak sama PSK (pekerja seks komersial), ya sama teman (sekolahnya),” pungkas Emka.
(Randy Wirayudha)