Ramadan Spirit Optimisme

, Jurnalis
Selasa 23 Juni 2015 15:06 WIB
Ilustrasi (Asri Dwiputri/Okezone)
Share :

Adab ini disebutkan dalam Surat Taha ayat 65 “Hai Musa apakah Kamu yang melemparkan dulu atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?”. Para tukang sihir ini menjauhi sikap egois-otoriter tapi menghargai eksistensi Musa dengan penghormatan yang dalam. Para tukang sihir ini menawarkan opsi kepada Musa apakah Musa yang melemparkan tongkatnya terlebih dulu ataukah tukang sihir itu yang melemparkan tongkat dan tali temali mereka lebih dulu. Mereka membuka ruang dialog yang leluasa meski mereka berada di pihak yang kuat.

Didikan Fir’aun tak mempan pada para tukang sihir ini. Meski dididik dalam sistem yang rusak, mereka masih memiliki adab. Ini bukti bahwa sistem dan masyarakat yang jahil tetap memiliki peluang lahirnya keimanan dan kebaikan. Kita harus optimis akan hal ini. Maka, Ramadan mengajarkan optimisme.

Kita dididik sebulan penuh untuk menjadi manusia taat yang mungkin bisa mengadakan perubahan. Kita optimis karena ternyata Nabi Muhammad bisa lahir di tengah kelamnya jahiliyah dan Alquran diwahyukan di tengah gulitanya kebodohan, keangkuhan dan sarkasme peradaban. Mari berjiwa optimis, jika Alquran turun di tengah kegelapan tamaddun, maka kita yakin pasti Alquran pun tetap akan melahirkan manusia-manusia yang dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik.

Oleh: Syarif Hidayat Santoso

Penulis adalah Pemerhati Masalah Keagamaan.

(Muhammad Saifullah )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya