Tausiyah Ramadan: Istimewanya Malam di Bulan Ramadan

, Jurnalis
Kamis 09 Juli 2015 04:03 WIB
Dr. Saiful Bahri, M.A (foto: PKPU)
Share :

Rasulullah SAW pernah mengerjakan Salat Tarawih berjamaah selama tiga hari. Namun, setelah itu beliau mengerjakannya sendiri di kamar beliau tanpa berjamaah. Dikhawatirkan nantinya Salat Tarawih dianggap wajib hukumnya dan akan memberatkan orang setelahnya. Sejak saat itu kaum muslimin mengerjakan Salat Tarawih sesuai kesepakatan sebagian dengan berjamaah, sebagian besar mengerjakannya sendiri-sendiri.

Hingga pada masa khalifah Umar bin Khattab, terjadilah ijma’ sahabat bahwa Salat Tarawih dikerjakan secara berjamaah. Semenjak saat itu, kaum muslimin selalu mengerjakan Salat Tarawih secara berjamaah bagi mereka yang menyempatkan diri dan ada kelonggaran.

Salat Tarawih ini menjadi salah satu syiar penting untuk menghidupkan malam bulan Ramadan selain dengan tadarus dan tilawah Alquran. Dengan segala perbedaan fikih, maka perlu disimpulkan bahwa yang paling utama adalah menghidupkan malam Ramadan dengan ketaatan, terutama Salat Tarawih.

Jika digabungkan dengan bacaan Alquran yang tartil maka akan sangat baik, dan bila diselingi tadabbur dan penyampaian pesan serta tausiyah maka menjadi pelengkap kebaikan yang Allah karuniakan sejak pagi; makan sahur, Salat Subuh berjamaah, berpuasa, berzikir dan sedekah, berbuka dan kemudian shalat malam, serta tilawah dan diakhiri dengan mengingat pesan-pesan Allah.

Wahai pemburu kebaikan terimalah, wahai pelaku keburukan berhentilah. [Oleh: Dr. Saiful Bahri, M.A - Dai PKPU dan Wakil Ketua Komisi Budaya MUI]

(Risna Nur Rahayu)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya