"Tetapi kami juga menegaskan bahwa persoalan ini harus diselesaikan dengan cara yang damai," tutur Andrews.
Dia menambahkan bahwa pihaknya mendesak agar Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) segera menyetujui sistem berbasis aturan untuk penyelesaian sengketa.
Pada 2030, Australia memperkirakan bahwa kawasan Indo-Pasifik akan menjadi rute perdagangan paling ramai, baik melalui laut maupun udara. Selain itu, dua pertiga pengapalan minyak dunia dan sepertiga kargo besar akan melewati wilayah ini.
"Kami akan terus mempertahankan hak internasional kami untuk melewati --baik dari udara maupun laut-- di Laut China Selatan," kata Andrews.
"Kami ingin terus menjadi sahabat dan rekan dagang besar dengan Tiongkok, sebagaimana dengan negara-negara lain di kawasan yang sama. Tapi kami juga mendesak agar semua negara itu untuk memperjelas niat strategis mereka," kata dia.
(Hendra Mujiraharja)