SEMARANG - Seorang balita di Semarang, Jawa Tengah, kerap ambruk di perempatan lampu merah karena menjadi perokok berat. Kebiasaan buruk tersebut terus berulang, diduga karena lemahnya pengawasan orangtua, serta banyaknya orang sekitar yang memberinya uang untuk membeli rokok.
Bocah ini mendadak berjalan terhuyung ke belakang di sebuah emperan toko dekat lampu merah Jalan Gajah Raya Semarang. Tubuh mungilnya gontai dan jari-jarinya kaku mengepal. Sejurus kemudian, tubuhnya jatuh tergeletak dengan sebatang rokok terselip di antara jemarinya.
Sebagian pengendara yang melihat kondisi itu langsung berhenti dan berniat memberikan pertolongan. Setelah beberapa saat tergeletak tak berdaya, bocah yang diperkirakan berusia 3,5 tahun itu kembali sadar. Namun yang mencengangkan, hal pertama yang ditanyakan adalah sebatang rokok kepada orang-orang di sekitarnya.
Menurut warga, bocah berinisial N itu memang kerap "sakau" di lokasi tersebut, karena menjadi perokok berat. Tak mengherankan, jika dia kembali menyalakan rokok untuk memulihkan kesadarannya. Meski masih bocah, N sangat mahir merokok seperti orang dewasa.
N biasanya mendapatkan rokok dari pemberian orang-orang di sekitarnya. Sebagian warga yang iba, memberikan uang untuk membeli makanan. Namun yang terjadi justru sebaliknya, uang tersebut digunakan untuk mebeli rokok. Bahkan, dia berani menolak ketika diberi makanan ringan, karena metrasa tak mebutuhkannya.
“Kalau dikasi uang, ya dipakai untuk membeli rokok. Di kasi makanan menolak,” aku Aji Nata, warga di sana.
Warga menambahkan, N kerap mangkal di perempatan lampu merah atau emperan toko. Sementara orangtuanya bekerja sebagai pemulung sampah dan barang bekas. Lemahnya pengawasan orangtua menjadikan anak itu mulai terbiasa dengan kerasnya kehidupan jalanan.
(Risna Nur Rahayu)