Dianggap Rayakan Penindasan, AS Hapus Hari Columbus

, Jurnalis
Senin 12 Oktober 2015 18:00 WIB
Anak-anak muda suku asli Amerika dalam pertemuan dengan Michelle Obama (Foto: AP)
Share :

NEW YORK – Sekira 6,4 kilometer dari parade Christopher Columbus terbesar di dunia di pusat Manhattan, New York, Amerika Serikat (AS), Senin (12/10/2015), ratusan warga asli Amerika dan para pendukung mereka mengadakan doa terbit fajar untuk menghormati nenek moyang yang dibunuh atau diusir dari tanahnya.

Upacara itu akan dimulai pada hari terakhir akhir pekan "Powwow" di Randall's Island di East River, New York, sebuah acara yang menampilkan tarian tradisional, dongeng dan seni.

Powwow yang diadakan oleh Dewan Seni Warga Asli Amerika Redhawk adalah perayaan budaya warga asli Amerika dan titik balik dari parade tersebut, yang oleh banyak pengecam disebut-sebut menghormati seorang pria yang menyimbolkan penindasan suku asli selama berabad-abad oleh orang-orang Eropa.

Para penyelenggara berharap dapat menarik perhatian publik pada isu-isu ketidakadilan sosial dan ekonomi yang telah mendera warga asli Amerika sejak Christopher Columbus memimpin ekspedisi yang membawanya ke “Dunia Baru” tahun 1492.

Acara Powwow telah diselenggarakan selama 20 tahun terakhir, namun tidak pernah pada Hari Columbus. Ini merupakan bagian dari inisiatif warga asli Amerika dan para pendukung mereka di seluruh negeri, yang mencoba merombak Hari Columbus sebagai hari libur yang menghormati orang-orang dari suku asli, daripada para penjajah Eropa. Upaya-upaya mereka telah berhasil di beberapa kota di AS tahun ini.

“Fakta bahwa Amerika menghormati pria ini sungguh gila. Sungguh sangat tidak masuk akal,” ujar Cliff Matias, ketua penyelenggara Powwow dan warga Brooklyn sejak lahir yang mengaku berdarah suku Taino dan Kichwa dari Amerika Latin.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya