BOGOTA – Perdamaian antara Pemerintah Kolombia dan kelompok pemberontak sayap kiri, FARC, merupakan sebuah sinyal positif. Mereka juga bersepakat untuk bersama-sama menemukan orang-orang hilang selama perang saudara yang berlangsung lama di negara itu.
Pemerintah Kolombia memperkirakan lebih dari 50.000 orang hilang selama perang tersebut. Kedua pihak yang bertikai akan bekerja sama dalam sebuah unit khusus untuk melacak orang-orang yang terbunuh dari sejumlah mayat di berbagai kuburan massal.
Mereka juga berupaya menemukan orang-orang hilang yang diduga masih hidup. Sejauh mana keberhasilan kerja sama ini menjadi kunci penting dalam upaya mengembangkan perundingan damai yang telah disepakati kedua pihak.
Palang Merah Internasional akan membantu upaya penemuan orang-orang hilang di Kolombia.
Bulan lalu, Pemerintah Kolombia dan FARC telah menyepakati masa waktu enam bulan untuk proses perjanjian perdamaian.
Kesepakatan ini ditandai peristiwa jabat tangan untuk pertama kalinya antara Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, dan pemimpin FARC, Rodrigo Londono alias Timochenko.
FARC melanjutkan langkah ini dengan mengumumkan penghentian pelatihan militernya, pada 1 Oktober 2015.
Konflik bersenjata meletus sejak 1964, ketika kelompok pemberontak sayap kiri FARC menyatakan perlawanan senjata terhadap pemerintah.
Keterangan resmi Pemerintah Kolombia memperkirakan 220.000 orang tewas akibat perang saudara itu, lebih dari lima juta berstatus pengungsi, dan diperkirakan sedikitnya 8.000 orang bergabung dalam FARC.
(Hendra Mujiraharja)