"Sangat jarang difoto, engak mau. Kita pun hanya memiliki beberapa foto saja. Karena beliau tidak mau dikultuskan," katanya.
Bahkan, makam Ki Bagoes Hadikoesoemo yang berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta pun tidak ada tandanya. Tidak ada patok nama apalagi batu nisan, hanya batu biasa sebagai tanda.
Saat Afnan masih kecil pernah diajak ayahnya di TPU Kuncen. Saat itu, penanda berupa batu masih ada. Namun sejak kuliah, saat ke TPU lagi, batu penanda itu sudah tidak ada. "Sekarang sudah engak ada tandanya," katanya.
Keluarga Hadikusumo tidak mempersoalkan makam Ki Bagoes hilang, atau ditempati makam lain. Sebab, dalam tradisi Muhammadiyah, orang yang sudah meninggal sudah putus hubungan dengan keduniawian.
"Yang penting, itu selalu kirim doa, itu yang diajarkan dalam Muhammadiyah," jelasnya.
(Risna Nur Rahayu)