Jatuhkan 1.500 Bom di Suriah, Putin: Itu Belum Maksimal

Silviana Dharma, Jurnalis
Minggu 20 Desember 2015 07:26 WIB
Putin bilang, Rusia belum kerahkan kemampuan militer terbaiknya. (Foto: Telegraph)
Share :

MOSKOW – Wakil komandan pasukan penerbangan pesawat tempur jarak jauh Rusia, Jenderal Anatoly Konovalov mengungkapkan, total sekira 145 serangan mendadak dilakukan, 1.500 bom dijatuhkan dan sedikitnya 20 rudal jelajah diluncurkan untuk menggempur markas ISIS di Suriah sejak pertengahan November 2015.

Menurutnya, serangan bertubi-tubi yang diluncurkan pasukannya ini merupakan pencapaian yang luar biasa. Apalagi kerja keras para awak pesawat bomber strategisnya.

“Mereka menerbangkan Tu-22 (Blinder) dan Tu-160 (Blackjack) dari lapangan udara Olenegorsk dan menghabiskan 16 jam di udara untuk memenuhi misi tempur mereka di Suriah. Bayangkan bagaimana mereka harus terbang di sekitar Eropa, memasuki Mediterania untuk meluncurkan rudal di Suriah. Khususnya, kelompok militan ISIS yang menjadi target utama dihantam dengan presisi tinggi,” ujar Konovalov, seperti dilansir dari Russia Today, Minggu (20/12/2015).

Di tempat terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin justru menyatakan sebaliknya. Menurut orang nomor satu di Negeri Beruang Merah itu, militer Rusia belum mengeluarkan semua kemampuannya dalam kampanye serangan udara anti-terorisme di Suriah.

“Kami melihat betapa efektifnya kinerja para pilot dan petugas intelijen kami di Suriah, serta betapa efektifnya mereka mengordinasikan upaya penyerangan terhadap sesama jajaran bahkan antar-cabang militer yang berbeda (AU, AD, AL),” pujinya.

“Tapi itu belum kemampuan maksimal yang bisa kita kerahkan,” tegas ayah dua orang putri ini.

Putin menambahkan, selama operasi, Rusia telah menggunakan persenjataan mereka yang paling modern. Dan ia menekankan, semua itu ia lakukan semata untuk menargetkan para teroris, bukan yang lainnya.

"Kami juga memiliki rencana tambahan. Itu akan kami kerahkan, jika memang dibutuhkan,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Rusia gencar memborbadir markas ISIS di Suriah pasca-teror Paris dan setelah ISIS mengklaim bertanggung jawab atas meledaknya pesawat Rusia A321 di Semenanjung Sinai, Mesir pada akhir Oktober.

(Silviana Dharma)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya