BRUSSELS – Kakak beradik pelaku serangan bom Brussels adalah residivis. Rekam jejak kriminalitas mereka sudah tercatat sejak 2014. Keduanya sempat dipenjara, namun kemudian dibebaskan lebih cepat daripada masa hukumannya oleh pemerintah Belgia.
Brahim el Bakraoui terlibat baku tembak dengan para polisi sekira dua tahun lalu. Ia sudah menenteng senjata laras panjang Kalashnikov pada masa itu. Akibatnya, ia divonis kurungan penjara selama sembilan tahun. Akan tetapi, ia dibebaskan pada Oktober 2014. Lebih cepat lima bulan, dari vonis kurungan yang seharusnya.
Ya, saat itu Brahim beruntung karena ia memperoleh pembebasan bersyarat. Meski begitu, tidak sampai setahun kemudian, pemuda ini kembali berulah. Ia terbang ke Turki, menuju perbatasan Suriah pada Juni 2015. Kepergiannya ini jelas melanggar syarat kebebasannya, sekaligus menandai kariernya sebagai teroris.
Tiga ledakan di Brussels pada Selasa 22 Maret 2016, yang menewaskan 35 orang dan melukai lebih dari 200 warga telah diakui otoritas Belgia terjadi akibat adanya kesalahan prosedur keamanan.
Dilansir dari BBC, Rabu (30/3/2016), Pemerintah Turki sudah memperingatkan negara-negara di Eropa terkait identitas Bakraoui bersaudara. Namun pendapat berbeda datang dari Belanda. Pemerintah Negeri Tulip menilai Ankara terlalu paranoid dan belum menjalankan prosedur yang benar dalam menetapkan seseorang beraliran radikal.
Tanpa mengindahkan informasi dari Turki, Belanda membolehkan Brahim lewat di Bandara Schiphol semata karena mereka tidak memiliki bukti kuat bahwa ia terlibat aksi teror maupun bergabung dengan kelompok ekstremisme.
Setelah Brahim lolos mengudara ke Kota Gaziantep di Turki dan akhirnya benar-benar bergabung dengan ISIS. Pada 25 September 2015, Amerika Serikat memasukkan Brahim ke daftar nama-nama teroris yang perlu diperangi. Intelijen Paman Sam selanjutnya menambahkan nama Khalid, saudara Brahim ke daftar yang sama pada Desember.
Pemerintah Belgia dengan demikian dianggap telah lalai, karena mengesampingkan informasi badan intelijen. Padahal FBI sudah mengisukan kepada polisi Belgia perihal Bakroui bersaudara pada 16 Maret 2016. Dua hari sebelum penangkapan buron teror Paris Salah Abdeslam.
Khalid el Bakroiui meledakkan dirinya di stasiun kereta bawah tanah Maelbeek sekira pukul 09.11, sementara Brahim el Bakroui termasuk salah satu dari tiga pelaku bom Brussels yang wajahnya terekam CCTV Bandara Zaventem tengah membawa koper besar.
(Silviana Dharma)