Soal Insiden Natuna, AS: China Langgar ZEE Indonesia

Randy Wirayudha, Jurnalis
Rabu 30 Maret 2016 14:12 WIB
Kapal Penjaga Pantai China yang masuk teritorial ZEE Indonesia (Foto: AFP)
Share :

WASHINGTON DC – Insiden di Natuna beberapa waktu lalu antara kapal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dengan kapal penjaga pantai China, turut jadi perhatian Amerika Serikat (AS).

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS melalui Kantor Biro Asia Timur dan Pasifik menyatakan, kapal China jelas-jelas sudah melanggar teritorial perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia.

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, Satgas KKP dengan menggunakan kapal patroli, menangkap kapal pencuri ikan asal China.

Namun proses penangkapan itu sempat diusik kapal penjaga pantai China. Kapal nelayan China gagal ditarik kapal KKP, tapi delapan nelayan China sudah sempat lebih dulu diamankan.

Bahkan sempat mencuat informasi lain yang dikatakan anggota DPR, Fahri Hamzah, bahwa kapal TNI AL sempat ditembaki kapal China yang notabene, masih di wilayah perairan Indonesia, tepatnya di posisi 05°05,866'N. 109°07, 046'E jarak 2,7 mil haluan 67°.

“Sungguh jadi hal yang mengganggu ketika melihat isu-isu perikanan jadi permasalahan. Dalam kasus Indonesia (di Natuna), kita bahkan tidak membicarakan tentang Laut China Selatan (LCS),” papar Deputi Asisten Sekretaris Biro Asia Timur dan Pasifik, Colin Willett.

“Kita semua mengakui ZEE Indonesia. Saya rasa insiden ini hanya sekadar satu hal dari pola yang lebih besar, di mana lingkup dan skala aktivitas China sudah lebih dari negara-negara lain yang ikut mengklaim LCS,” tambahnya kepada Strait Times, Rabu (30/3/2016).

China nampaknya sudah mulai mengklaim Natuna, setelah membangun pulau buatan di LCS, sekaligus dengan landasan udara dan sistem misil anti-udara. Klaim China, pulau buatan itu dibangun demi melindungi warga sipil mereka.

“Yang pasti kita tak butuh fasilitas-fasilitas (landasan udara dan sistem misil) seperti itu untuk melindungi warga sipil atau nelayan yang dalam keadaan darurat atau juga untuk memonitor cuaca,” lanjut Willett.

“Landasan udara yang mereka bangun didesain untuk mengakomodir pesawat-pesawat pembom strategis. Kami masih melihat operator radio mereka menantang kapal-kapal asing serta pesawat yang beroperasi menurut hukum internasional dan mereka diperingatkan untuk menjauh,” tuntasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya