PASURUAN - Suasana Kota Bangil yang mencekam sejak Kamis malam berangsur normal seiring dibubarkannya pengajian Wiladiyah Fatimah Az Zahra yang digelar Islamic Women Centre (IWOC) pada Jumat pagi. Lebih dari dua kompi petugas yang diterjunkan mengawal ketat proses pemulang jamaah pengajian di lingkungan Kwangsan, Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Ratusan massa yang mengenakan surban ini sejak pagi sudah berkumpul di Alun-alun Kota Bangil. Mereka menuntut agar pengajian yang dianggap menistakan agama tersebut dibubarkan aparat kepolisian.
Ketegangan antardua kelompok berbeda aliran nyaris berujung bentrok jika saja aparat tidak sigap dalam mengamankan jalannya pengajian yang terpaksa dipercepat dari jadwalnya. Massa yang berunjukrasa bahkan nyaris mendekat pada lokasi yang dijadikan kegiatan peringatan ulang tahun putri Nabi Muhammad SAW.
"Kami minta agar kegiatan pengajian itu dibubarkan," kata Nadzir, seorang anggota DPRD Kabupaten Pasuruan yang menjadi korlap aksi Ormas Islam tersebut.
Pada sehari sebelumnya, sejumlah kelompok Ormas Islam ini melayangkan protes kepada Polres Pasuruan yang memberikan izin kegiatan yang sedianya digelar di gedung pertemuan. Atas tuntutan tersebut, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah pemuka agama di Pendopo Kabupaten Pasuruan.
Hasil rakor tersebut memutuskan tetap memberikan kesempatan kepada IWOC untuk melaksanakan kegiatan dan menyarankan untuk dipindahkan ke Yayasan Pesantren Islam (YAPI) di Beji. Namun karena karena kegiatan ini bukan atas prakarsa YAPI, sehingga dipilihlah kediaman ketua IWOC sebagai tempat penyelenggaraan pengajian.
Kapolres Pasuruan AKBP Soelistijono menyatakan, pemindahan lokasi kegiatan tersebut merupakan hasil rakor Forpimda dan tokoh agama. Kegiatan yang mendapat pengawalan petugas tersebut dilakukan percepatan untuk menghindari ketegangan dari kelompok lainnya.
"Kegiatan tetap berjalan, hanya saja dipercepat dari jadwal yang telah ditetapkan," kata Kapolres AKBP Soelistijono.
Untuk pengamanan tersebut, pihaknya menurunkan kekuatan penuh dengan meminta bantuan 1 satuan setingkat kompi (SSK) dari Brimob Polda Jatim, 1 SSK dari TNI AD dan 1 peleton Satpol PP Pemkab Pasuruan. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi terjadinya bentrok antar dua kelompok yang berbeda aqidah tersebut.
Proses pemulangan jamaah pengajian IWOC dilakukan secara ketat. Petugas gabungan ini membuat pagar betis untuk memudahkan jamaah pengajian melintasi kerumunan massa yang berjajar disepanjang jalan. Beberapa saat kemudian, para demonstran ini akhirnya membubarkan diri dengan tertib meninggalkan lokasi pengajian.
(Risna Nur Rahayu)