SURABAYA - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya menilai, gerakan intoleransi mulai tumbuh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Hal ini setidaknya terlihat dari aksi peringatan hari kelahiran putri Nabi Muhammad SAW, Fatimah Azzahra yang dibubarkan ratusan orang mengatasnamakan diri ormas Aswaja, hari ini. Parahnya, kordinator dari gerakkan ini adalah seorang Anggota DPRD Pasuruan.
Kordinator Bidang Pekerja KontraS Surabaya, Fatkhul Khoir mengatakan, tiga hari sebelum kegiatan yang digelar Islamic Women Centre (IWOC) itu, sekira 25 orang mendatangi Pemkab Pasuruan. Mereka meminta agar pelaksanaan Wiladah Fatimah Azzahra tidak digelar.
Karena desakkan itu, pada 31 Maret 2016, sekira pukul 20.00 WIB, pihak panitia dipanggil Bupati Pasuruan. Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh pihak Polres Pasuruan, Kodim Pasuruan dan perwakilan dari Pengadilan Negeri Pasuruan.
"Bupati meminta agar panitia tidak melaksanakan kegiatan tersebut, atau memindahkan acara ke Pondok YAPPI. Tapi, panitia tidak mau karena alasaanya pondok tersebut adalah institusi pendidikan," kata pria yang akrab disapa Juir ini seraya menyebut acara Wiladah Siti Fatimah ini digelar di Gedung Diponegero, Bangil, Jumat (1/4/2016).
Hingga pada 1 April, sekira pukul 01.30 WIB dini hari, panitia memutuskan untuk memindahkan acara tersebut di salah satu umah warga Kawasan RT02/RW11 Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil, Pasuruan, dengan jaminan keamanan dari aparat kepolisian.