Proyek pertanian ogranik siap dibangun dan dikembangkan terutama di kawasan KTM. Potensi pertanian organik memiliki pangsa pasar yang menjanjikan, terlebih saat ini masyarakat internasional mengadopsi konsep "Kembali ke Alam" di mana permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh pesat hingga sekira 20 persen per tahun.
Harga produk pangan organik juga jauh lebih tinggi daripada pertanian konvensional, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para transmigran, sekaligus menarik calon transmigran baru dari kelompok pengangguran berpendidikan karena pertanian organik membutuhkan keterampilan khusus.
Kemendes PDTT bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Masyarakat Organik Indonesia (Maporina). Langkah awal, Kemendes PDTT melakukan sosialisasi dan pelatihan bagi para calon petani organik.
Langkah kedua, Maporina melatih sebanyak 400 pengangguran untuk memperkenalkan pertanian organik dan selanjutnya para peserta akan dikirim ke lokasi transmigrasi yang akan dikembangkan menjadi kawasan pertanian organik.
Karena itu, pemerintah optimistis program itu dapat menjadi salah satu program unggulan untuk mengatasi jumlah pengangguran dan kemiskinan yang naik menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu mencapai 8,9 juta pengangguran dan 35 juta warga miskin.
Potensi dan sumber daya alam Indonesia yang melimpah di mana dan total 75,5 juta hektare lahan yang digunakan untuk usaha pertanian, baru 25,7 juta hektare yang diolah untuk sawah dan perkebunan. Uji tanam pertanian ogranik sudah dilakukan di Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, yang sudah panen raya pada Maret lalu. Padi variatas gogo dikawinkan dengan metik wangi.