GIANYAR - Prosesi pelebon agung (ngaben/kremasi) cucu tertua penglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Putra Widura (32) menyita perhatian wisatawan manca-negara dan lokal yang datang ke Ubud, Minggu (08/05/2016).
Pantauan di lokasi, mereka berebut tempat untuk mengambil gambar jalannya palebon agung di Jalan Raya Ubud siang ini. Meski tak sedikit dari mereka yang terhimpit para pembawa lembu silem dan bade tumpang sia, tempat jenazah berada.
Ya, prosesi Palebon Agung keluarga Puri Agung Ubud ini merupakan surga foto bagi para fotografer. Di samping kebudayaannya yang unik, pada upacara ini terdapat bade tumpang sia setinggi 21 meter dengan berat delapan ton. Sementara lembu silem beratnya satu ton.
Wisatawan asal Sidney Samantha dan Jessi merasa beruntung berlibur ke Ubud pada saat adanya upacara palebon agung dan bisa menyaksikan keindahan budaya yang dimiliki Indonesia dari dekat.
"Saya merasa beruntung datang ke sini ada acara ini. Saya baru pertama kali lihat acara ini, dan sangat menakjubkan meski saya tidak tahu apa acara ini," terang Samantha kepada wartawan, Ubud, Gianyar.
Setelah diberitahu bahwa acara yang dilihatnya itu merupakan prosesi upacara meninggalnya salah satu cucu dari Puri Agung Ubud, Tjokorda Putra Widura, mereka terkesima. "Wah upacara meninggal dunia yang luar biasa hebat. Saya kagum dengan Indonesia, semua orang merayakan," tandasnya.
Meski tidak bisa ke mana-mana sebab ruas jalan di Ubud ditutup, namun dia tidak merasa rugi. Keduanya sangat terharu dan beruntung bisa melihat prosesi adat di Ubud ini. "Tidak apa-apa saya justru senang, bisa lihat parade ini," tutupnya.
(Risna Nur Rahayu)