Sementara, salah seorang calon TKI asal Madura, Sarjono mengaku, ia dari Madura bersama 25 orang rekannya. Mereka dijanjikan bekerja di Malaysia sebagai buruh serabutan. Sebagian ada yang menggunakan paspor pelancong dan sebagian lainnya masuk ke Malaysia melalui pelabuhan tak resmi (tikus).
"Sebagian kami lewat pelabuhan tikus dan juga ada pakai paspor pelancong lewat pelabuhan Fery Batam Centre," kata dia.
Hal senada disampaikan calon TKI lainnya asal Jawa Barat, Sugiem. Ia mengaku, sudah lima tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Ia pulang ke kampung halamannya dua minggu menjelang lebaran.
"Dua minggu menjelang Lebaran saya sudah di kampung dan hari ini mau kembali bekerja di Malaysia," ujarnya.
Ia menambahkan, setiap habis mudik dan akan kembali ke Malaysia, mereka menggunakan jasa tekong. Alasannya, proses mudah, walaupun mengeluarkan uang cukup banyak. Jika tidak melalui tekong, susah masuk ke Malaysia karena ditolak imigrasi Malaysia.
(Fransiskus Dasa Saputra)