LONDON – Theresa May resmi menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris usai bertemu Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham, London pada Rabu 13 Juli 2016 sore waktu setempat. Menteri Dalam Negeri kabinet David Cameron itu menjadi PM perempuan kedua setelah Margaret Thatcher.
May secara resmi menghuni kantor sekaligus kediaman PM Inggris di Downing Street Nomer 10, London. Ketua Partai Konservatif itu dalam pidato pertamanya menyerukan persatuan di seluruh negeri usai referendum Uni Eropa yang membelah Inggris beberapa pekan lalu.
“Saya baru saja bertemu Ratu di Istana Buckingham di mana beliau meminta saya membentuk pemerintahan baru. Kepada David Cameron, saya mewarisi pekerjaan dari seorang PM yang hebat dan modern,” tutur May, seperti dimuat Washington Post, Kamis (14/7/2016).
Ia memuji mantan bosnya itu karena berhasil membawa stabilitas dalam perekonomian Inggris, mengurangi defisit anggaran, dan membuka lapangan kerja bagi banyak orang. May juga memuji Cameron atas warisan terhebatnya, yakni keadilan sosial.
“Tidak semua orang tahu bahwa partai saya memiliki nama resmi Partai Konservatif dan Serikat. Itu berarti kita percaya pada persatuan. Itu berarti ikatan yang sangat berharga antara Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara,” lanjut perempuan berusia 59 tahun itu.
“Kita sudah memilih untuk meninggalkan Uni Eropa. Saatnya membentuk peran baru yang positif bagi diri kita sendiri di hadapan dunia. Kita akan membuat Inggris menjadi negara bagi semua warganya, tidak hanya mereka yang memiliki keistimewaan saja. Ini menjadi misi pemerintahan saya. Mari bersama-sama membangun Inggris yang lebih baik,” pungkasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)