SEOUL – Ribuan warga lokal Seongju berbondong-bondong melancarkan protes keras ke ibu kota, Seoul, demi menentang penempatan sistem anti-misil THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) yang disepakati pemerintah Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS dan Korsel).
Sebelumnya, kedua negara bersekutu ini sepakat menempatkan sistem pencegat misil THAAD di Seongju, Provinsi Gyeongsang Utara, demi menangkal ancaman misil Korea Utara (Korut). (Baca: Korsel-AS Umumkan Penempatan THAAD).
Penempatan ini pun ditentang keras warga lokal yang bahkan, turut menuliskan sejumlah surat dengan darah ke Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Korsel di Seoul.
“Kami menentang penempatan THAAD dengan nyawa kami,” bunyi salah satu surat yang dituliskan dengan darah, sebagaimana dikutip Morning Star Online, Kamis (14/7/2016).
Menurut juru bicara dewan lokal setempat, Bae Jae-man, gelombang elektromagnetik dari radar THAAD, berpotensi menyebabkan problem kesehatan bagi warga lokal setempat yang tinggal sekira dua kilometer dari situs penempatan THAAD.
“Anda tidak bisa membuat keputusan unilateral seperti ini, ketika setengah dari warga Seongju tinggal dalam jarak dua kilometer dari situs yang disebutkan jadi lokasi penempatan THAAD,” seru Bae.
Warga kota yang berpenduduk 45 ribu jiwa itu juga mencemaskan jika penempatan THAAD, justu akan mengganggu aktivitas pertanian dan panen buah melon yang selama ini, jadi ikon Seongju.
Apalagi, dikatakan 70 persen pendapatan negara berasal dari ekspor melon dari Seongju. “Para petani (melon) sudah putus asa,” tandas salah satu pejabat lokal Seongju, Kim Jee-hyun.
Tidak hanya itu, penempatan THAAD juga sudah berulang kali mendapat tentangan pihak asing lainnya – selain Korut. Sebut saja China dan Rusia.
Aktivitas industri China di Manchuria dan kota pelabuhan Vladivostok (Rusia), ikut terancam dengan keberadaan sistem THAAD tersebut.