ANKARA – Media Turki belakangan mengeluarkan laporan yang cukup mengejutkan terkait dampak dari kudeta militer pada Sabtu 16 Juli 2016. Upaya penggulingan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang dinilai gagal tersebut mengakibatkan lebih dari 45.000 pegawai negeri sipil (PNS) dipecat dan dipaksa melepaskan jabatannya.
Mereka yang dipecat tidak hanya dari kalangan militer, tetapi juga menyasar hingga tingkat pendidikan. Pemerintah menilai mereka bukan hanya tidak setia kepada Erdogan, tetapi juga pengkhianat yang lebih memilih menjadi pengikut Fethullah Gulen.
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim bahkan menyebut orang-orang tersebut berpotensi mendirikan organisasi teroris di sana. “Kita harus mencabut mereka hingga akar-akarnya,” seru dia di hadapan parlemen, seperti dilansir BBC, Rabu (20/7/2016).
Sementara itu mereka juga melayangkan permohonan ekstradisi Gulen ke Pemerintah Amerika Serikat untuk memprosesnya secara hukum di Turki. Pasca-kudeta, pemerintah telah memecat sedikitnya 15.200 guru dan tenaga pengajar, kemudian 1.577 dosen di perguruan tinggi dipaksa mengundurkan diri.
Demikian juga 8.777 PNS yang bekerja di bawah kementerian dalam negeri, 1.500 staf kementerian keuangan, dan 257 orang lainnya yang mengais rezeki di kantor perdana menteri.