BERLIN – Pemerintah Jerman telah menerima 136 permintaan suaka yang dari warga Turki pemegang paspor diplomatik sejak terjadinya upaya kudeta yang gagal di Turki pada Juli 2016. Para pemohon suaka tersebut tidak hanya para diplomat, tetapi juga istri dan anak-anak mereka.
Diwartakan BBC, Jumat (24/2/2017), beberapa pejabat yang bertugas di pangkalan NATO di Jerman diduga termasuk di antara 136 orang tersebut. Pemerintah Turki telah meminta Jerman untuk tidak memberikan suaka untuk pejabat militer apa pun.
Semenjak upaya kudeta gagal, Turki telah memecat dan menahan ribuan anggota militernya yang diduga terlibat di dalam upaya penggulingan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Tidak sedikit di antara personel militer Turki yang melarikan diri keluar negeri dan meminta suaka untuk menghindari penangkapan.
Pekan lalu, dua tentara Turki dilaporkan telah meminta suaka kepada Pemerintah Yunani. Kedua tentara pasukan khusus itu diyakini ikut ambil bagian dalam upaya kudeta terhadap Presiden Erdogan. Mereka ditahan polisi setelah mengajukan permohonan tersebut di Orestiada, sebuah kota kecil di perbatasan Yunani-Turki.
Bulan lalu Pengadilan Yunani telah menolak permintaan Turki untuk memulangkan delapan tentara Turki yang melarikan diri ke Negeri Para Dewa itu setelah kudeta gagal. Kebanyakan para tentara yang melarikan diri khawatir mereka tidak akan mendapatkan pengadilan yang adil di Turki.
Sampai saat ini, Menteri Dalam Negeri Jerman belum mengidentifikasi 136 warga Turki yang mengajukan permohonan suaka dan masih belum jelas apakah permintaan suaka itu telah dikabulkan atau belum.
(Rahman Asmardika)