Teman Kecil Kenang Masa-Masa Main Billyard Bersama Freddy Budiman

Nurul Arifin, Jurnalis
Jum'at 29 Juli 2016 10:53 WIB
foto: Nurul Arifin/Okezone
Share :

SURABAYA - Terpidana mati Freddy Budiman menjalani eksekusi dini hari tadi di Cilacap, Jawa Tengah. Sesuai keinginannya, jasad Freddy lalu dibawa oleh tim Kejagung ke Surabaya, kampung halaman Freddy.

Freddy menghabiskan masa kecil di Jalan Krembangan Baru VII, Surabaya. Dia memiliki banyak teman di sana. Namun setelah dewasa, Freddy menghabiskan lebih banyak waktu di Jakarta.

Setelah Freddy menetap di Jakarta, teman-temannya di kampung, salah satunya Abdul Rohim, mengaku tak begitu mengetahui kabar Freddy. Bahkan, Rohim mengaku tidak tahu kalau Fredy Budiman yang beberapa kali tampil di televisi karena kasus narkoba, adalah temannya.

"Saya kaget, ternyata Freddy yang akan dieksekusi mati itu adalah Freddy teman saya," kata Abdul Rohim saat ditemui di sekitar rumah duka, Jumat (29/7/2016).

Dia mengenang masa-masa ketika bermain bersama Freddy Budiman di kampung tersebut. Menurutnya, Freddy kerap bermain billyard. Masa-masa itu terjadi sekitar puluhan tahun lalu.

"Freddy itu jago main billyard. Saya sering menulis skor," tambah Salamun, salah satu teman Freddy yang lain.

Semenjak Freddy merantau ke Jakarta, keduanya jarang bertemu. Terakhir bertemu beberapa tahun yang lalu. Saat itu, Freddy sedang pulang ke Krembangan dan Freddy bercerita mengenai bisnis optiknya di Kalimantan.

"Terakhir ketemu beberapa tahun yang lalu. Saya lupa tahunnya. Ngakunya ke saya dia berbisnis kacamata. Punya toko optik di Kalimantan," jelasnya.

Sepak terjang Freddy Budiman di dunia narkoba cukup menghebohkan. Freddy ditahan di LP Cipinang sejak 1997 lantaran terlibat kasus narkoba. Keluar-masuk penjara adalah hal biasa bagi Freddy, yang kini berusia 40 tahun.

Pada 2009, Freddy kembali tertangkap karena memiliki 500 gram sabu-sabu. Saat itu dia divonis 3 tahun dan 4 bulan penjara. Lepas dari hotel prodeo, Freddy kembali tertangkap aparat pada 2011.

Petualangan Freddy ini berakhir setelah divonis mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tahun 2012. Freddy ditangkap karena mengimpor 1,4 Juta butir pil ekstasi dari Cina pada 28 April 2012 dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada 8 Mei 2012.

Ekstasi dibungkus dalam paket teh Cina sebanyak 12 kardus cokelat. Diduga, bila paket ini lolos, dia bisa meraup untung Rp45 miliar.

Sementara itu, pantauan di rumah duka, hingga pukul 10.20 WIB Jenazah Freddy Budiman belum tiba di rumah duka. Sejumlah pelayat sudah berada di rumah tersebut. Di dalam rumah duka, terdapat Hj Nursiyah (Ibu Freddy Budiman) yang baru tiba dari Lapas Nusa Kambangan.

(Risna Nur Rahayu)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya