NEW YORK – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ikut angkat bicara soal eksekusi mati menggunakan gas nitrogen yang dilakukan di negara bagian Alabama, AS.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan pada Jumat (26/1/2024) bahwa pemerintahan Biden menganggap eksekusi tersebut "sangat meresahkan" dan akan terus menegakkan moratorium eksekusi yang akan dilakukan oleh pemerintah federal.
Kendati demikian, para pejabat negara bagian mengatakan eksekusi tersebut berjalan sesuai rencana.
John Hamm, komisaris Departemen Pemasyarakatan Alabama, mengatakan tampaknya Smith menahan napas selama yang dia bisa.
“Dia sedikit kesulitan melawan pengekangan, tapi ada beberapa gerakan yang tidak disengaja dan beberapa pernapasan yang tidak normal,” katanya dalam pengarahan pasca-eksekusi.
"Itu semua sudah diperkirakan dan merupakan efek samping yang telah kami lihat atau teliti tentang hipoksia nitrogen,” lanjutnya.
"Tidak ada yang luar biasa," tambahnya.
Pada konferensi pers pada Jumat (26/1/2024), Jaksa Agung Alabama Steve Marshall mengatakan dia memperkirakan metode ini akan digunakan di masa depan dan oleh negara bagian lain. Oklahoma dan Mississippi juga telah mengizinkan penggunaan gas nitrogen untuk eksekusi mati.