Panen Kritik
Dalam perjalanan menuju 100 hari masa jabatannya sebagai presiden, Duterte kembali menuai dua kritikan dunia. Pertama adalah dari Amerika Serikat (AS) yang menganggap Duterte telah memberikan komentar bersifat homofobia pada Duta Besar AS untuk Filipina Philiip Goldberg.
Kritik tersebut bersumber pada komentar yang disampaikan Duterte saat ia menyebut Goldberg sebagai “anak pelacur gay itu” dalam bahasa Tagalog, pada Agustus. Hal ini langsung membuat Kementerian Luar Negeri AS meradang hingga memanggil kuasa usaha Filipina untuk mendiskusikan komentar tersebut dan meminta Duterte meminta maaf. Duterte bergeming dan menolak meminta maaf.
Berselang beberapa hari, PBB menekan Filipina untuk menghentikan pembunuhan para terduga pengedar narkoba. PBB juga menuduh Duterte telah mendorong terjadinya kekerasan serta pembunuhan dan hal ini dianggap sebagai bentuk kejahatan di mata hukum internasional.
Sekali lagi, Duterte membalas dengan respons yang keras. Ia mengancam akan meninggalkan PBB dan membentuk organisasi tandingan bersama China dan negara-negara Afrika.
(Emirald Julio)