Pada 24 September 1941, Konsulat Jepang di Hawaii, Nagai Kita, diperintahkan oleh pemerintahnya untuk membagi Pearl Harbor menjadi lima zona serta untuk menghitung berapa banyak kapal perang AS di setiap zona.
Namun, Jepang tidak mengetahui bahwa AS diam-diam menyadap pesan tersebut. Sayangnya, pesan itu berbentuk seperti sandi sehingga dibutuhkan proses pembongkaran di Washington DC.
Karena penerbangan ke wilayah timur sangat jarang, pesan tersebut harus dikirim melalui laut dan menelan waktu yang lama. Ketika sampai di Washington, kurangnya sumber daya manusia dan prioritas lainnya, pesan itu mengalami proses penundaan untuk dibongkar.
Barulah pada pertengahan Oktober 1941, pesan itu berhasil dibongkar. Namun sayangnya Pemerintah AS tidak menghiraukan pesan itu karena dianggap tidak memiliki makna yang signifikan. Negeri Paman Sam baru menyadari kesalahan mereka pada 7 Desember 1941 ketika Jepang menyerang Pearl Harbor.
(Emirald Julio)