“Keterlibatan CIA berbentuk aliran dana bantuan untuk KAP (Kesatuan Aksi Pengganyangan) Gestapu sebesar Rp50 juta. Tujuannya untuk melawan para loyalis Soekarno,” imbuh penulis biografi Maulwi Saelan, mantan pengawal Soekarno tersebut.
“Kebetulan saat itu juga terjadi G30S. Adam Malik dan Soeharto melihat peristiwa ini sebagai batu loncatan. Kenapa tidak sekalian menghabisi para loyalis itu. Makanya selain (kader-kader) PKI, para tokoh PNI (Partai Nasional Indonesia) juga habis semua itu,” sambung Bonnie.
Bonnie juga menambahkan, para tokoh PNI – partai yang diasuh Soekarno sejak pra kemerdekaan, turut “dihilangkan” sebagai pemulus jalan Soeharto. “Pembersihan” itu terjadi di hampir wilayah, kecuali Jawa Barat.
“Karena saat itu, Jawa Barat berada di bawah Komando Daerah Militer (Kodam) Siliwangi yang Pangdamnya (Mayjen) Ibrahim Adjie. Dia masih loyalis Soekarno. Makanya kala itu Jawa Barat relatif aman dari pembersihan Soeharto and the gang,” tandasnya.
Soal situasi yang relatif kondusif pascaperistiwa G30S di teritorial Kodam Siliwangi di Jawa Barat, juga diamini penggiat sejarah Historia van Bandoeng Iman Firmansyah.