BANGKOK - Raja Thailand Bhumibol Adulyadej menghembuskan napas terakhirnya setelah selama 70 tahun duduk di tahtanya. Menurut pihak kerajaan, sang raja wafat dengan tenang pada Kamis 13 Oktober pukul 15.53 di Rumah Sakit Siriraj yang berlokasi di Bangkok.
Terkait kesehatannya, Raja Bhumibol sebenarnya kerap keluar masuk rumah sakit karena penyakit yang ia derita dan salah satunya adalah karena gagal ginjal. Bhumibol terakhir muncul di depan publiknya pada Januari 2016 dan semenjak itu kesehatannya dikabarkan mulai menurun.
Di tengah masa berkabung warga Thailand, mungkin banyak warga Indonesia yang tidak terlalu mengenal Raja Bhumibol. Untuk mengenal lebih jauh mengenai sang Raja Thailand, Okezone merangkum lima hal yang perlu diketahui mengenai Raja Bhumibol. Sebagaimana dikutip dari People.com, Jumat (14/10/2016), berikut ini daftar lima hal itu ;
1. Bhumibol tidak lahir di Thailand
Raja Bhumibol lahir di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat pada 5 Desember 1927. Ia lahir ketika ayahnya tengah berkuliah di Harvard. Keluarganya kembali ke Negeri Gajah Putih ketika Bhumibol baru berusia dua tahun.
Namun ketika sang ayah wafat, ibunda Bhumibol membawanya beserta kakak laki-lakinya, Ananda, dan kakak perempuannya Galyanis ke Swiss. Mereka kemudian tinggal di Lausanne, Swiss.
2. Kakaknya Meninggal Secara Misterius
Ketika Bhumibol masih berusia belia, pamannya yang bernama Prajadhipok berstatus sebagai Raja Thailand. Namun ketika terjadi revolusi pada 1932 hampir semua kekuasaan dari Prajadiphok dilucuti dan membuatnya turun tahta pada 1935.
Status raja kemudian diberikan kepada kakak laki-laki Bhumibol, Ananda Mahidol. Pada 1946 mendadak Ananda bertemu dengan ajalnya. Pasalnya ia ditembak di kamar tidurnya di Bangkok Grand Palace. Insiden itu membuat Bhumibol naik tahta dan menjadikannya Raja Thailand ketika ia berusia 18 tahun.
Namun hingga hari ini kematian dari Ananda masih belum diungkap sepenuhnya ke publik. Karena itulah kematian dari kakak laki-laki Bhumibol masih berstatus misterius.
3. Bhumibol Bertemu dengan sang Ratu di Swiss
Percaya atau tidak, Raja Bhumibol bertemu dengan pasangannya bukan di Thailand. Tepatnya ketika Bhumibol berada di Swiss, ia bertemu dengan Sirikit Kitiya, seorang anak perempuan dari Duta Besar Thailand untuk Prancis.
Keduanya menikah satu pekan sebelum upacara kenaikan tahta Bhumibol pada 5 Mei 1950. Pasangan ini kemudian dianugerahi tiga putri dan satu putra.
4. Bhumibol Sangat Menyukai Anjing
Satu hal yang pasti diketahui oleh seluruh warga Thailand terkait rajanya adalah rasa cinta Bhumibol terhadap hewan anjing. Bahkan kecintaannya terhadap hewan berkaki empat ini disebut melegenda.
Kisah yang paling diingat oleh warga Thailand terhadap kecintaan sang raja terhadap anjing adalah ketika Bhumibol mengasuh anjing liar. Ia kemudian menamakan anjing betina itu ‘Thongdaeng’. Begitu cintanya terhadap Thongdaeng, Bhumibol menulis buku tentang anjing itu. Bahkan terdapat larangan menghina anjing milik sang raja dan bila menghina maka hukumannya disetarakan dengan penghinaan terhadap keluarga kerajaan.
5. Putra Mahkota Kerajaan Thailand Merupakan Sosok yang Kontroversial
Putra Mahkota sekaligus suksesor dari Raja Bhumibol, Maha Vajiralongkorn merupakan sosok yang tidak sepopuler ayahnya. Ketika Bhumibol dicintai oleh seluruh warga Thailand yang bahkan menganggapnya sebagai setengah dewa, Maha Vajiralongkorn malah dibayangi kontroversi.
Nama Vajiralongkorn tidak pernah bisa lepas dari statusnya sebagai “playboy” serta kegemarannya hidup bermewah-mewahan. Pria yang sudah bercerai tiga kali itu juga pernah membuat heboh dunia setelah menjadikan anjing kesayangannya, Foo Foo, menjadi seorang Marsekal Udara di militer Thailand.
Vajiralongkorn juga dilaporkan pernah mencopot gelar anaknya serta memaksa mereka hidup di pengasingan. Sebenarnya banyak warga Thailand yang lebih memilih Putri Sirindhor, kakak perempuan Vajiralongkorn, menjadi pengganti Raja Bhumibol.
Tapi sesuai keputusan Bhumibol, Vajiralongkorn dipilih sebagai suksesornya menjadi Raja Thailand.
(Rifa Nadia Nurfuadah)