PAPUA kembali jadi “bahan” bagi sejumlah negara untuk mengusik keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peringatan keras pun sampai terucap dari mulut Menteri Pertahanan (Menhan) RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu.
Masalah di provinsi paling timur Indonesia itu, sempat disinggung enam negara kawasan Oseania, pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada September silam.
Kala itu, pemimpin-pemimpin Nauru, Kepulauan Marshall, Vanuatu, Kepulauan Solomon, Tuvalo dan Tonga, mempermasalahkan isu-isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Bumi Cendrawasih. Hal itu dinilai sebagai aksi provokasi agar Papua dan Papua Barat untuk lepas dari NKRI.
Menanggapinya, Indonesia tidak perlu Presiden RI Joko Widodo atau Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi yang meng-counter. Cukup seorang diplomat muda Nara Rakhmatia yang menyampaikan pidato balasan.
(Baca: Ini Pidato Diplomat Cantik Nara Rakhmatia yang Menampar 6 Pemimpin Dunia)
Hal serupa kembali ditegaskan Menhan Ryamizard, kala bertemu Menhan dan Menlu Australia di Nusa Dua, Bali, dalam rangka pembahasan kerja sama pertahanan dan keamanan, Jumat 28 Oktober.
Dalam pertemuan di sela-sela Forum IORA (Indian Ocean Rim Association), Ryamizard menandaskan, bahwa sebaiknya Australia dan negara-negara kecil yang punya hubungan dekat dengan Negeri Kanguru di Oseania, untuk tidak membangunkan macan tidur.
“Saya bilang, tolong sampaikan negara kamu itu, Solomon atau apa itu, jangan pernah mengganggu-ganggu atau mengajak-ajak Papua untuk bergabung (untuk merdeka). Memang siapa dia? Jangan membangunkan macan tidur. Kita ini macan, bukan tikus,” ketus Ryamizard.
(Baca juga: Menhan RI: Australia Jangan Ikut Campur soal Papua)
“(Hubungan) Indonesia dengan Australia berjalan dengan baik, ini harus dijaga. Dulu waktu di Australia sudah sampaikan, kita tidak akan mengganggu atau ikut campur urusan negara lain. Dan saya minta negara lain jangan pernah mengganggu Indonesia. Kalau ada yang ganggu Indonesia, saya menjadi garda paling depan untuk menghadapi mereka,” lanjutnya.
Indonesia sebagai salah satu tetangga terdekat Australia, memang hubungannya kerap pasang-surut. Tidak hanya soal Papua. Sejumlah perkara pun pernah bikin tegang relasi kedua negara.
Sebut saja soal eksekusi mati gembong narkoba warga Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Australia berulang-kali berusaha mengganggu kedaulatan hukum Indonesia.
Sampai kasus “kopi sianida” pun Australia pernah coba ikut campur. Jessica Kumala Wongso, terdakwa yang kini sudah berstatus tervonis (20 tahun penjara) yang merupakan permanent resident di Australia, pernah diminta untuk tidak dihukum mati.
Itu jadi syarat Australia jika Indonesia ingin meminta bantuan penyelidikan Kepolisian Australia, beberapa waktu lalu.