PERSIDANGAN untuk memakzulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya benar-benar dimulai di Senat pada Selasa, 21 Januari, setelah melalui berbagai tahapan sejak proses pemakzulan bergulir pada akhir tahun lalu.
Dengan dimulainya persidangan itu, Trump menjadi presiden ketiga yang menjalaninya sepanjang sejarah Negeri Paman Sam. Persidangan ini akan menentukan apakah akan mendakwa Trump dan mencopotnya dari jabatannya sebagai presiden atau menyatakan dirinya tak bersalah.
BACA JUGA: Trump Menjadi Presiden Ketiga yang Menjalani Sidang Pemakzulan Sepanjang Sejarah AS
Proses persidangan pemakzulan dimulai pada awal Kamis pekan lalu, 16 Januari 2020, saat Ketua DPR AS, Nancy Pelosi menyerahkan dua pasal pemakzulan Trump kepada Senat, dan mengumumkan tim manajer pemakzulan yang beranggotakan tujuh anggota DPR dari Partai Demokrat.
Tim manajer pemakzulan akan bertugas sebagai jaksa penuntut selama persidangan di Senat berlangsung.
Foto: Reuters.
"Hari ini kita akan membuat sejarah. Ketika para manajer berjalan di aula, kita akan melewati ambang batas dalam sejarah - mengantarkan pasal-pasal pemakzulan terhadap Presiden Amerika Serikat karena penyalahgunaan kekuasaan dan penghalangan DPR," kata Pelosi saat itu.
Pasal pemakzulan Trump diterima oleh Pimpinan Mayoritas Senat, Mitch McConnell untuk kemudian ditunjukkan dan dibacakan kepada Senat. Di hari yang sama, 100 anggota Senat AS disumpah sebagai juri dalam persidangan pemakzulan terhadap Trump.
McConnell mengumumkan bahwa persidangan akan dimulai pada 21 Januari 2020.
Beberapa hari menjelang persidangan kedua kubu, pendukung dan penentang pemakzulan Trump telah terlibat dalam “perang kata-kata” di media massa, menyampaikan argumen mereka masing-masing.
Kubu pendukung pemakzulan menyatakan bahwa Trump telah melakukan kesalahan yang dicantumkan dalam dua pasal pemakzulannya: penyalahgunaan kekuasaan dan penghalangan terhadap Kongres.
Trump dituduh mendesak Presiden Ukraina untuk menggelar penyelidikan yang akan menguntungkannya secara politik dengan menahan dana bantuan militer AS senilai jutaan dolar dan menunda pertemuan Presiden Ukraina di Gedung Putih yang sudah diagendakan. Keduanya digunakan sebagai posisi tawar menawar.
Dia juga dituduh menghalangi upaya penyelidikan Kongres AS setelah Gedung Putih menolak mengizinkan staf memberikan kesaksian dalam sidang pemakzulan fase pertama tahun lalu.
Baca Juga: BuddyKu Festival, Generasi Muda Wajib Hadir
Follow Berita Okezone di Google News