Kofi Annan Jadi Pembicara Kunci Bali Democracy Forum 2016

Silviana Dharma, Jurnalis
Selasa 29 November 2016 22:34 WIB
Mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan didaulat sebagai pembicara kunci Bali Democracy Forum 2016 (Foto: AFP)
Share :

Panel diskusi kedua yang baru akan dimulai pada pukul 13.30 WITA akan dipimpin oleh mantan Wamenlu RI Dino Pati Djalal. Dalam kesempatan ini ada tiga pembicara yang diharapkan dapat memenuhi undangan, yakni Letjen Agus Widjojo yang sekarang menjabat sebagau Ketua Institute for Peace and Democracy Foundation.

"Seperti diketahui, IPDF adalah pihak yang akan membantu setiap negara mengimplementasikan semua hasil pembicaraan dalam Bali Democracy Forum 2016. Bapak Agus ini akan membahas topik islam yang rahmati lil alamin, sekaligus mendorong pemahaman Islam yang lebih moderat dan tidak ekstrem," terangnya.

Narasumber utama lain untuk sesi kedua ini adalah Sekjen ASEAN 2008-2012, Surin Pitsuwan dan seorang lagi dari Mongolia. Namun negara yang terakhir disebut belum memberikan kepastian identitas delegasi yang akan dikirim.

"Pembicara kami dari Mongolia, kalau bisa hadir akan menyoroti peran negara dalam membuat aturan-aturan yang tetap memperhatikan komunitas keagamaan. Sementara untuk Bapak Surin Pitsuwan karena latar belakangnya pernah menjabat sebagai Sekjen ASEAN, akan lebih bicara konteks kerjasama regional, bagaimana ASEAN bisa mengharmonisasikan lagi kerjasama di bidang ekonomi, sosial, budaya di tengah masyarakat yang makin plural, " sambungnya.

Berbeda dengan BDF sebelumnya, Esti mengungkap, tahun ini panitia meniadakan acara gala dinner karena menerima banyaknya protes dari para peserta mengenai waktu diskusi yang terlalu ketat. Mereka berharap ada waktu bebas yang memberi mereka kesempatan untuk menikmati wisata alam Pulau Dewata yang banyak disanjung banyak turis mancanegara.

Selain itu, sesuai temanya, para peserta BDF 2016 akan diajak mengunjungi Pondok Pesantren Bali Bina Insani di Desa Meliling, Kerambitan, Kabupaten Tabanan.

"Dalam kunjungan ke Tabanan pada hari kedua, kami ingin memperlihatkan betapa umat beragama di Indonesia bisa hidup berdampingan. Walaupun Bali identik dengan Hindu, sebagian besar penduduknya menganut agama Hindu, tetapi ada pondok pesantren di Tabanan. Guru-gurunya ada yang Hindu, santri dan santriwatinya juga belajar tarian Bali, tetapi tertutup, tetap pakai jilbab yang perempuannya. Mereka sangat Hindu, sangat Bali, tetapi tidak melupakan akar budaya agama Islamnya," tutup Esti.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya