Biasanya, ucap Widi, mereka mengambil bahan makan yang ada di dapur warga. Ia menduga, kera-kera tersebut kehabisan bahan makanan di gunung dan nekat turun ke kampung mencari makanan.
"Apa yang ada di dapur langsung dimakan. Baik itu tempe, jagung, ataupun ketela dan juga beras," lanjut Widi.
Padahal sebelumnya kelompok pecinta alam yang dimotorinya sempat membuat lumbung pangan khusus kawanan kera di Gunung Gandul dengan menanam bibit buah-buahan.
Tujuannya, papar Widi, agar kawanan kera ini tidak turun ke perkampungan dan mengganggu rumah dan lahan pertanian warga. Sayangnya program tersebut tidak sepenuhnya berhasil.
"Banyak sekali tanaman yang mati, sehingga stok makanan kera liar itu tetap saja terbatas," pungkas Widi.
(Khafid Mardiyansyah)