HISTORIPEDIA: Iran Akhiri Penyanderaan 444 Hari 52 Warga AS

Rahman Asmardika, Jurnalis
Jum'at 20 Januari 2017 08:23 WIB
Salah satu sandera dari Kedubes AS di Teheran ditunjukkan kepada publik, 9 November 1979. (Foto: AP)
Share :

PADA 20 Januari 1981, beberapa saat setelah Ronald Reagan resmi dilantik menjadi Presiden Ke-40 Amerika Serikat (AS), Iran melepaskan 52 warga negara AS yang ditahan di Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Teheran. Peristiwa ini mengakhiri Krisis Sandera Iran yang telah berlangsung selama 444 hari.

Krisis ini dimulai sejak 4 November 1979 setelah AS memberikan suaka dan perlindungan kepada Shah Iran yang terusir, Mohammad Reza Pahlevi yang pergi ke New York untuk menjalani perawatan kanker. Sikap AS ini membuat marah para pemuda dan pelajar pendukung Revolusi Iran yang menuntut Pahlevi untuk diadili atas kejahatan yang dia lakukan selama berkuasa.

Keputusan AS untuk memberikan suaka kepada Sang Shah dipandang sebagai bentuk keterlibatan Negeri Paman Sam dalam kejahatan-kejahatan tersebut. Para pelajar tersebut kemudian menyerbu Kedubes AS di Teheran dan menahan semua orang yang ada di sana.

Situasi penyanderaan tersebut diambil alih oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khomeini yang menolak melepaskan semua sandera yang ditahan, bahkan setelah Dewan Keamanan PBB mendesak diakhirinya krisis dengan suara bulat. Setelah dua pekan penyerbuan Kedubes AS, barulah Ayatollah melunak dan melepaskan semua sandera yang bukan warga AS, dan semua sandera AS dari kalangan minoritas dan perempuan.

Presiden Jimmy Carter berusaha menyelesaikan krisis ini melalui jalur diplomatik. Namun, semua upaya yang dilakukan pemerintahannya gagal, memaksanya menyetujui misi penyelamatan yang dinamakan Operasi Cakar Elang.

Operasi yang dijalankan pada 24 April 1980 itu melibatkan delapan unit helikopter Sikorsky RH-53D yang berangkat dari kapal induk USS Nimitz, dan satu unit pesawat transpor C130-Hercules. Sayangnya di tengah misi delapan helikopter ini menemui badai gurun dahsyat yang membuat tiga di antara tidak dapat digunakan.

Karena jumlah helikopter yang bisa beroperasi hanya lima unit, komandan operasi, Kolonel Charles Alvin Beckwith mengusulkan pembatalan misi kepada Presiden Carter. Setelah misi dibatalkan, kecelakaan justru terjadi saat salah satu helikopter bertabrakan dengan pesawat pengisi bahan bakar, menyebabkan delapan prajurit AS dan seorang warga sipil Iran tewas, serta melukai beberapa lainnya.

Tiga bulan setelah kegagalan tersebut, Shah Iran meninggal dunia akibat kanker yang dideritanya, tetapi, krisis belum juga berakhir. Perkembangan baru terjadi pada November 1980 saat Carter kalah dalam pemilihan dari lawannya Ronald Reagan.

Tidak lama setelah kemenangan tersebut, dengan bantuan Pemerintah Aljazair sebagai penengah, negosiasi antara AS dan Iran kembali dilakukan. Kali ini, kedua belah pihak menyepakati penyelesaian krisis yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun itu.

Di hari inagurasi Reagan, Pemerintah AS mencairkan hampir USD8 miliar (saat ini setara dengan USD24 miliar atau Rp321 triliun) aset Iran yang dibekukan dan Teheran melepaskan ke-52 sandera yang mereka tahan.

Para sandera diterbangkan ke Aljazair sebagai ungkapan pengakuan atas bantuan yang mereka berikan dalam penyelesaian krisis. Dari sana sandera kembali diterbangkan ke Jerman Barat baru kemudian ke New York.

Peristiwa ini sampai saat ini terus mempengaruhi hubungan AS dan Iran yang tegang dan tak pernah kembali normal. Washington yang semula merupakan sekutu dekat Teheran selama masa Pemerintahan Shah dianggap sebagai “setan besar” oleh Pemerintah Revolusi Iran begitu pula sebaliknya.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya