YERUSALEM - Pagi hari di Palestina, seharusnya anak-anak berada di bangku sekolah. Akan tetapi, di Yerusalem Timur, puluhan anak-anak Palestina belajar di jalanan.
Mereka adalah murid sekolah al-Nukhba di Yerusalem Timur. Anak-anak tersebut terpaksa harus belajar di jalanan setelah pemerintah Israel menutup sekolah mereka. Tel Aviv menutup sekolah itu karena mencurigai adanya pelajaran yang berisi hasutan bagi anak Palestina untuk membenci Israel.
Kegiatan belajar di jalan ini merupakan bentuk aksi protes pihak sekolah dan murid atas penutupan sekolah. Puluhan anak dan orang tua datang ke depan sekolah yang ditutup sembari membawa poster yang berisi tulisan protes atas penutupan sekolah.
Melansir Maannews pada Senin (27/2/2017), saat para anak-anak belajar, para orang tua membentangkan poster-poster berisi ungkapan protes tersebut.
Insiden ini terjadi pada Kamis lalu. Kepala sekolah Luay Jamal Bkirat dan manajer keuangan sekolah Nasser Hamed dipanggil ke kantor polisi Israel untuk diinterogasi, ketika para pejabat intelijen Israel memberitahu mereka sekolah itu ditutup karena mengajarkan hasutan.
Bkirat membantah klaim itu. Ia mengatakan, sekolah al-Nukhba mengajarkan kurikulum Palestina yang digunakan di semua sekolah di Yerusalem. Ia mempertanyakan, tidak adanya sekolah lain yang menggunakan kurikulum yang sama, dipanggil untuk diinterogasi sebelum ini.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan Israel menyatakan alasan sekolah itu ditutup adalah karena didirikan oleh Hamas dengan tujuan pengajaran "konten yang merongrong kedaulatan Israel, dan tujuan sekolah itu konsisten dengan ideologi Hamas, yang menyerukan penghancuran Israel.
(Silviana Dharma)