TIGA tahun lalu, 24 seniman China dan lima staf mereka menumpang pesawat Malaysia Airlines MH370. Dari Kuala Lumpur, mereka bermaksud pulang ke Beijing setelah menghadiri pameran budaya di sana.
Nahas, pesawat yang mengangkut 239 penumpang dan kru tersebut hilang tak berbekas pada 8 Maret 2014. Tiga tahun kemudian, misteri itu masih belum terpecahkan meski pencarian besar-besaran tiga negara telah dijalankan.
Anggota kelompok seniman China itu sendiri berasal dari berbagai daerah di China seperti Jiangsu, Sichuan dan Xinjiang. Di antara mereka, ada penumpang tertua Malaysia Airlines MH370, yaitu Lou Baotang. Karya kaligrafi pria 79 tahun itu telah dimasukkan ke dalam ensiklopedi oleh berbagai institusi budaya di China, Inggris dan Amerika Serikat.
Baotang bepergian dengan Zhao Zhao Fang (73). Fang bukan hanya pelukis kaligrafi, ia juga merupakan mantan dosen yang mendapat berbagai pengakuan atas karya-karyanya.
Sementara itu, istri dari Memetjan Abra, pelukis Uighur yang turut terbang dengan Malaysia Airlines MH370 menyatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa ia dapat berbicara dengan suaminya sebelum lepas landas.
"Ia adalah pelukis yang handal, seorang suami dan ayah," tuturnya.
Penumpang Termuda
Dalam usia hanya 23 bulan, Wang Moheng menjadi penumpang termuda Malaysia Airlines MH370. Ia baru saja pulang setelah berlibur di Malaysia dengan ibunya, Jiao Weiwei (32) dan Wang Rui (35). Kakek dan neneknya juga berada di pesawat tersebut.
Keluarga lain dari tempat penitipan anak yang melayani Moheng terbang dengan pesawat berbeda. Keluarga Moheng menyatakan, mereka berupaya "menghindari udara buruk di Beijing untuk sementara waktu."
(Rifa Nadia Nurfuadah)