Isak Tangis Keluarga Korban MH370 Mohon Pencarian Dilanjutkan

Silviana Dharma, Jurnalis
Rabu 08 Maret 2017 08:34 WIB
Perempuan menangis di bandara internasional Beijing mendengar keluarganya masuk daftar penumpang pesawat MH370 yang hilang pada 8 Maret 2014. (Foto: Reuters)
Share :

PESAWAT Malaysia Airlines MH370 yang hilang di perairan luas Samudera Hindia, menelan banyak korban. Di antara 239 awak dan penumpang yang diperkirakan sudah tewas tenggelam di laut dalam tersebut, adalah 154 warga China (termasuk seorang dari Hong Kong dan Taiwan). Sisanya terdiri dari 50 warga Malaysia, tujuh warga negara Indonesia, enam dari Australia, dan lima dari India. Ada juga yang berasal dari Perancis, Kanada, Iran, Belanda, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Ukraina.

Sementara itu, tidak terhitung banyaknya keluarga dan kerabat korban yang patah hati dibuatnya. Air mata menganak sungai, terlalu banyak yang sudah diperas hingga kering. Masih terngiang ketika tragedi tersebut diumumkan tiga tahun lalu pada 8 Maret 2014.

Foto: Reuters

Laki-laki dan perempuan, tua muda, berduyun-duyun mendatangi bandara internasional Kuala Lumpur dan Beijing. Dalam keadaan terisak, keluarga mencari kebenaran kabar hilangnya pesawat malaysia airlines MH370 secara misterius.

Diwartakan South China Morning Post, Rabu (8/3/2017), di antara ratusan korban, tujuh di antaranya masih anak-anak. Korban termuda berusia dua tahun. Sekira lima anak berusia antara dua sampai empat tahun, dua dari Amerika Serikat dan tiga lagi dari China. Remaja berusia 14 dan 17 dari Prancis juga tercatat sebagai penumpang dalam pesawat nahas tersebut. Sedangkan korban tertua berusia 79 tahun berkewarganegaraan China.

Di antara para penumpang itu ada istri, suami, anak, kakek, nenek, teman dan orang terkasih. Di mana mereka sekarang? Apakah mereka hidup atau mati? Bagaimana keadaan mereka? Jika sudah meninggal, lalu di mana jasadnya? Tidak ada yang bisa menjawabnya, bahkan setelah tiga tahun berlalu. Harus berapa lama lagi dunia menanti misteri ini terpecahkan?

Faktanya, pada 17 Januari lalu, Menteri Perhubungan Malaysia Liow Tiong Lai mengumumkan bahwa pencarian terpaksa dihentikan sampai ada bukti lain yang lebih kredibel. Keluarga meraung-raung, mengecam keras keputusan tersebut.

Ya, dana triliunan sudah dikeluarkan. Semua peralatan tercanggih dikerahkan oleh lebih dari 11 negara di dunia yang warga negaranya menjadi korban dalam kasus ini. Namun hingga sekarang, keluarga tidak mendapatkan kepuasan.

Muhammad Razahan Zamani (kanan bawah, 24 tahun) dan istrinya, Norli Akmar Hamid (33) berangkat untuk bulan madu. Keduanya menjadi penumpang pesawat MH370 yang hilang misterius di Samudera Hindia pada 8 Maret 2014. Adik iparnya, Arni Marlina memegang ponsel tersebut dan menunjukkan foto korban kepada awak media. (Foto: Reuters)

Di Indonesia, keluarga Surti Dahlia Simajuntak melayangkan gugatan hukum kepada maskapai penerbangan nahas tersebut. Surti adalah perempuan berdarah Batak yang sudah menjadi warga negara Belanda. Dia ikut hilang ketika menumpang MH370 jurusan Kuala Lumpur ke Beijing.

Adalah Delfi Siagan kakak ipar Surti yang mendaftarkan gugatan tersebut. "Semua hal yang berkaitan dengan proses gugatan adik ipar kami (Surti), sudah ditangani pengacara, saya sudah mendapat kabar dari pengacara bahwa batas akhir pengajuan gugatan adalah hari ini (08/03). Gugatan hukum sudah didaftarkan di Malaysia," demikian seperti dikutip dari BBC.

Delfi bukan satu-satunya yang menuntut, puluhan keluarga korban lainnya dari China juga datang mengajukan gugatan hukum setelah dua tahun dibiarkan luntang lantung tanpa kepastian.

Keluarga korban MH370 melayangkan gugatan hukum. (Foto: Reuters)

Di tengah suasana duka, rasa kehilangan justru mempersatukan orang-orang. Keluarga dan kerabat korban berkumpul, bersatu menjadi satu keluarga baru yang saling menguatkan. Sebab hanya mereka yang dapat mengerti kesedihan satu sama lain.

Amanda Lawton dari Brisbane, Australia mengaku senang bisa bertemu dengan sesama keluarga dan kerabat korban pesawat MH370 yang hilang misterius tiga tahun lalu. Demikian perempuan cantik itu mengatakan saat menghadiri peringatan ketiga hilang MH370 di Publika pada Sabtu 4 Maret 2017. Pada acara seperti ini, mereka berkumpul mendiskusikan langkah selanjutnya yang harus diambil untuk mendesak pemerintah meneruskan pencarian.

“Ini merupakan kesempatan bagus bagi kami sesama keluarga korban untuk bersama-sama dan membicarkan tentang langkah selanjutnya. Emosi kami naik turun dan banyak sekali air mata. Bahkan kami sulit percaya kalau insiden ini sudah berlalu selama tiga tahun sekarang. Saya berharap lebih banyak lagi bukti dimunculkan dan kami ingin pencarian dilanjutkan,” ujar Lawton yang kehilangan kedua orangtuanya, Bob dan Kathy Lawton, seperti disitat dari Free Malaysia Today.

Keluarga korban lain yang kehilangan suaminya, Jacquita Gomes mengatakan, “Kami mengerti perasaan satu sama lain, dan ini merupakan waktu yang baik bahwa kami akhirnya bisa bertemu muka. Ini lebih baik daripada hanya berkomunikasi lewat Whatsapp.”

Sejak pencarian dihentikan, keluarga dan kerabat korban mulai mencari jalan alternatif. Juru bicara keluarga korban yang tergabung dalam Voice of 370, Grace Subathirai Nathan mengungkap, mereka berencana menggalang dana hingga 67 juta ringgit Malaysia atau Rp200,8 miliar. Dana itu nantinya akan dipakai untuk mendesak pemerintah Malaysia meneruskan pencarian.

“Kami ingin mengumpulkan dana agar pencarian ke bisa dilanjutkan ke wilayah utara dari fokus pencarian sebelumnya. Namun, kami tidak akan memulai penggalangan dana sampai kami yakin bahwa pemerintah yang terlibat tidak akan melanjutkan pencarian dan ketika kami telah sepenuhnya ditinjau dan dianalis. Ini masih tahap awal, tetapi kami akan melakukannya segera ketika memiliki segala yang dibutuhkan,” ujarnya.

Grace menambahkan, “Kami juga sudah berbicara dengan Biro Transportasi dan Keselamatan Australia. Mereka berjanji akan membantu. Kami juga sudah mendapat tanggapan-tanggapan positif lain dan sekarang akan mengerjakan tahap awalnya. Jadi, kami berharapa ini akan membentuk sesuatu ke depannya.”

Lebih dari 30 anggota keluarga dari Malaysia, Australia, China, India dan Prancis naik ke atas panggung dan berbicara tentang urgensi untuk melanjutkan pencarian dalam pertemuan tersebut. Secara simbolik, mereka juga melepaskan delapan merpati putih sambil serentak berteriak "Lanjutkan pencarian!"

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya