CALON Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus menggencarkan beragam program inovatif dan solutif jelang putaran kedua pemungutan suara pada 19 April 2017. Warga DKI perlahan tapi pasti mulai mengenal program-program apiknya.
Tapi, apakah warga DKI juga sudah mengenal sosok Bang Anies di balik “layar” kampanye? Berikut ini Okezone merangkum singkat akan figurnya dari berbagai sumber:
Anies lahir di Kuningan, Jawa Barat, pada 7 Mei 1969, dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah. Kalau merunut nama “marganya” dan pasti berpikir dia punya hubungan dengan negarawan Abdurrahman (AR) Baswedan, Anda benar.
Anies merupakan satu dari 45 cucu tokoh pergerakan, sastrawan, sekaligus wartawan senior Indonesia di masa perjuangan tersebut. Sejak kecil, pendidikan yang baik sudah diterimanya dari ayahnya yang merupakan mantan Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia dan ibunya yang merupakan Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Setelah mengenyam pendidikan di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) Masjid Syuhada dan SD Laboratori di Yogyakarta, kepemimpinan Anies mulai tumbuh di masa SMP. Bergabung dengan OSIS di SMPN 5 Yogyakarta, Anies sering dijuluki “Seksi Kematian”!
Alasannya karena Anies sering bertugas mengabarkan berita kematian sebagai pengurus bidang humas OSIS SMPN 5 Yogyakarta. Aktifnya Anies di OSIS juga diteruskannya setelah masuk SMAN 2 Yogakarta.
Bahkan prestasinya terus meningkat, hingga bisa menjadi Ketua OSIS se-Indonesia pada 1985 dan ikut pertukaran pelajar AFS ke Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Namun dampaknya, Anies terlambat lulus yang harusnya lulus tiga tahun, jadi lulusnya empat tahun.
“Kita tarik dulu ke belakang, sebelum kemudian bisa meloncat dengan jauh,” ungkap Bang Anies mengenang masa-masa empat tahun di jenjang SMA.
Kembali ke Tanah Air dan lulus pada 1989, Anies sempat terjun ke dunia televisi sebagai pembawa acara Tanah Merdeka di TVRI, sebelum diterima masuk Fakultas Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Di kampus, Anies pun aktif di kemahasiswaan sebagai Ketua Senat Mahasiswa yang sempat dibekukan di masa Orde Baru dan kemudian membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pada 1993.
Di tahun ini pula, Anies ikut program musim panas di Universitas Sophia di Tokyo, Jepang, setelah memenangi beasiswa JAL Foundation lewat lomba menulis. Pascalulus S-1 di UGM, Anies lebih dulu sempat jadi peneliti proyek soal antarstudi ekonomi UGM pada 1996.
Di tahun itu pula, Anies melepas masa lajang dengan Fery Farhati Ganis yang juga lulusan S-1 UGM Fakultas Psikologi. Mereka menikah pada 11 Mei 1996 sebelum keberangkatan Anies ke Negeri Paman Sam –Amerika Serikat.