JAKARTA – Ada yang menarik dari perjalanan karier Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Paul Grigson di Dinas Luar Negeri. Diplomat karier itu ternyata menempuh pendidikan yang jauh dari ingar-bingar dunia politik.
Dubes yang resmi ditugaskan di Indonesia pada Januari 2015 itu adalah seorang pemilik gelar sarjana psikologi dan jurnalistik dari University of Queensland
“Dulu saat kuliah, saya masih tidak tahu mau melakukan apa. Jadi saya mulai dengan mempelajari psikologi, dan jurnalisme sebagai bidang kajian sampingan, lebih seperti hobi,” kata Grigson dalam program Special Dialogue di kantor Okezone, Rabu, 12 April.
Merasa lebih nyaman menekuni dunia jurnalistik, Grigson kemudian bekerja sebagai kuli tinta di Australia Associated Press (AAP) sebelum banting setir menjadi pegawai pemerintah. Dia merasa ingin lebih terlibat dalam pemerintahan dibandingkan hanya berperan sebagai pengamat.
“Setelah 10 tahun, saya memutuskan untuk lebih terlibat dengan pemerintahan ketimbang hanya melihatnya dari jauh. Lalu saya pun bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Australia,” tambahnya.
Sejak mulai berkarier di Kementerian Luar Negeri Australia pada 1991, Grigson telah memegang sejumlah jabatan, sebagian besar berhubungan dengan kawasan Asia Tenggara. Sebelum ditunjuk sebagai Perwakilan Australia untuk Indonesia, Grigson pernah ditugaskan sebagai Dubes Negeri Kanguru di Myanmar dan Thailand.
“Bagi saya, keuntungan utama adalah bisa menjalani hidup di negara seperti Indonesia. Dan salah satu aspek yang menakjubkan dari tinggal di Asia adalah setiap negara amat berbeda, terutama Indonesia,” ujarnya.
Setelah dua tahun tinggal di Jakarta, ayah dua anak itu mengaku sangat menikmati penugasannya.
“Saya amat menikmati tinggal di sini serta belajar tentang beragam budaya di berbagai daerah di Indonesia,” pungkasnya.
(Rahman Asmardika)