Anak-Anak di Kuwait Sambut Ramadan dengan Bernyanyi agar Dapat Permen

Silviana Dharma, Jurnalis
Kamis 01 Juni 2017 07:04 WIB
Ilustrasi. Perayaan Gerga'aan atau Girgain di Kuwait. (Foto: The Times of Kuwait)
Share :

UMAT Islam meyakini Ramadan sebagai bulan penuh berkah. Pada masa ini, para Muslim akan berpuasa dan menguji diri dengan menahan rasa lapar dan haus juga nafsu.

Namun begitu, makna berpuasa tidak sekadar pantang makan dan minum. Berkumpul bersama keluarga, kerabat, dan kawan-kawan menjadi momen yang paling ditunggu. Khususnya untuk menghabiskan waktu berbuka puasa bersama.

Salah satu tradisi penuh berkah Ramadan tercermin di Kuwait. Negara di Timur Tengah ini punya kebiasaan saling mengunjungi rumah tetangga, teman, dan keluarga menjelang jam iftar.

Akan tetapi, memasuki dua pekan sebelum Ramadan, kunjungan itu bisa menjadi seperti perayaan Halloween. Semua anak keluar, memakai kostum terbaik mereka. Bedanya, mereka tidak memakai kostum seram seperti saat perayaan 31 Oktober itu, yang ada mereka mengenakan baju tradisional dan didandani agar cantik dan tampan.

Mirip dengan perayaan Halloween, anak-anak Kuwait akan mengetuk atau membunyikan bel pintu rumah untuk meminta permen dan atau cokelat. Hanya saja, sebelum meminta berkah, mereka akan terlebih dulu menyanyikan sebuah lagu. Tradisi ini di Kuwait disebut Girgain atau Gerga’aan.

Asal Usul Nama Gerga’aan atau Girgain

Melansir The National, Kamis (1/6/2017), kata Gerga’aan pada dasarnya masih menimbulkan polemik di Kuwait. Ada yang mengatakan frasa itu merupakan akronim untuk sebuah pepatah yang berarti ‘berkat pada bulan’, tetapi ada juga yang menceritakan kalau nama itu diambil dari bahasa Bedouin yang artinya, ‘campuran’.

Meskipun asal katanya tidak jelas, seorang perempuan bernama Um Hamed meyakini kalau kosakata ‘gerga’aan’ adalah akar kata dari ‘gerga’ah’, yang berarti ‘suara berdentang’. Ibu empat anak tersebut percaya, itu lebih tepat karena mencerminkan suara anak-anak yang mengetuk pintu rumah, bernyanyi, dan meminta permen.

“Terhadap semua kata yang tidak memiliki pijakan yang kuat dalam bahasa Arab, orang-orang menciptakan teori mereka sendiri tentang arti dan asal katanya,” ujar Hamed.

Ada dua lagu daerah yang bisa dinyanyikan. Satu lagu untuk anak perempuan dan satu lagu untuk dinyanyikan anak laki-laki. Supaya bisa mendapat permen dan cokelat lebih banyak, biasanya anak-anak ini akan memamerkan suara paling lantang, merdu, dan keras.

Tradisi girgain sejatinya dirayakan di hampir seluruh negara Teluk Arab. Namun penyebutan dan praktiknya dalam beberapa hal sedikit berbeda. Di Uni Emirat Arab misalnya, girgain dikenal sebagai Haq Laila.

Praktik dari meminta permen dalam gerga’an pun punya rekam jejak sejarah. Tercatat dalam salah satu kisah Ramadan pertama dalam dunia Islam, putri Nabi Muhammad, Fatima, pernah membagi-bagikan permen kepada orang-orang. Seperti anak-anak di Kuwait, Fatima juga bagi-bagi permen tepat dua pekan sebelum bulan suci.

Hal itulah yang menjadi cikal bakal perayaan ini, sama sekali tidak ada kaitannya dengan Halloween. Lagipula, berbeda dengan perayaan hantu yang populer di Barat itu, kalau setelah mengetuk pintu dan bernyanyi mereka tidak dapat permen, ya sudah. Rumah Anda tidak akan dirusak.

Hanya saja, kalau pemilik rumah cuma memberi sedikit atau malah tidak memberikan. Siap-siap ada rombongan anak-anak yang kecewa dan sambil berjalan menjauh mereka akan menyanyikan atau membacakan sajak yang mendoakan rumah Anda diserang kotoran. Hahaha…

(Silviana Dharma)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya