MADRID – Menteri Luar Negeri Spanyol Alfonso Dastis menentang gagasan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi atas Venezuela. Menurutnya, sanksi itu hanya akan merugikan rakyat Venezuela dibandingkan membuat jera rezim pemerintahannya.
“Kami selalu mengatakan bahwa kami menentang pemberian sanksi yang berdampak kepada penduduk. Kami lebih suka jika sanksi itu diganjarkan kepada pihak yang bertanggung jawab pada situasi saat ini (krisis di Venezuela),” terangnya, seperti disitat dari Sputnik, Rabu (2/8/2017).
(Baca juga: Kubu Presiden Menang Voting untuk Ganti Konstitusi, Situasi di Venezuela Makin Panas)
Oleh karena itu, Dastis mengusulkan penjatuhan sanksi berupa pembatasan perjalanan dan visa untuk sejumlah pejabat. Langkah ini, dipandangnya lebih mengena dan adil, daripada harus menghukum seluruh rakyat karena kesalahan pemimpinnya.
Menlu Spanyol Alfonso Dastis Quecedo. (Foto: Javier Soriano/Getty Images)
Parlemen Eropa pada Senin 31 Juli 2017, menolak mengakui hasil pemilihan Majelis Konstituante Venezuela yang berlangsung sehari sebelumnya. Lembaga legislatif Benua Biru itu menyatakan, hasil itu hanya membuktikan bahwa pemerintah Venezuela sedang berusaha melanggengkan kekuasaannya.
(Baca juga: Astaga! Otoritas Keamanan Tangkap Pimpinan Oposisi di Venezuela)
Pada hari yang sama, Amerika Serikat memutuskan untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro karena sikapnya yang mencederai demokrasi. Mendengar negaranya akan jadi sasaran sanksi AS, Maduro mengaku bangga.
Sehari setelahnya, dia menangkap mantan kandidat presiden Venezuela Leopoldo Lopez dan mantan wali kota, Caracas Antonio Ledezma. Kedua tokoh politik itu selama ini berstatus tahanan rumah. Penangkapan pada Selasa 1 Agustus membuat mereka kini harus merasakan lagi dinginnya sel tahanan.
(Baca juga: Wah! AS Jatuhkan Sanksi ke Venezuela, Kenapa Ya?)