HONG KONG – Warga desa di sebuah desa yang berlokasi di Pulau Lantau terpaksa dievakuasi usai Topan Hato menghantam Hong Kong. Bada tersebut memicu banjir para di Desa Tai O.
Sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Kamis (24/8/2017) berdasarkan laporan dari Hong Kong Observatory, pada Rabu 23 Agustus 2017 siang waktu setempat ketinggian laut di Desa Tai naik hingga 3,9 meter di atas rata-rata.
Naiknya air laut itu langsung memicu banjir di wilayah dataran rendah desa tersebut. Rata-rata ketinggian air banjir di sana diperkirakan mencapai pinggang orang dewasa.
Peringatan banjir pun diaktifkan dan pusat koordinasi darurat juga diterapkan di Desa Tai O. Para warga di sana sempat terlihat berusaha untuk menghentikan air masuk ke tempat tinggal mereka saat ketinggian banjir semakin meningkat.
Jalan di Market Street yang acap kali dipenuhi para turis itu mendadak berubah menjadi sungai dangkal. Air banjir menyebabkan traffic cone atau kerucut lalu lintas, kantong sampah serta puing-puing mengambang di sekitar sungai dangkal tersebut.
“Banjir meningkat hanya dalam waktu setengah jam antara pukul 10.00 dan 10.30. Ini semakin parah. Angin begitu kencang sehingga saya bahkan tidak bisa meninggalkan rumah untuk mengamati keadaan,” ujar salah satu warga, Eddie Tse.
Beberapa jalan di Tai O juga berubah menjadi sungai dengan sebagian Jembatan Sun Ki yang jadi akses utama ke kota terendam. Polisi, pemadam kebakaran dan Layanan Bantuan Sipil dikerahkan untuk membantu para warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman,
Ternyata Desa Tai O merupakan salah satu “langganan” banjir karena lokasinya yang berada di dataran rendah. Karena itu Pemerintah Hong Kong pada 2009 membuat rencana tanggap darurat jika banjir datang ke desa tersebut.
Rencana itu termasuk sistem peringatan awal yang akan aktif jika ketinggian air melewati batas normal. Peringatan itu akan dikeluarkan oleh Kong Observatory terhadap perwakilan di desa melalui SMS. Sejauh ini Topan Hato telah menyebabkan tiga orang meninggal dunia dan dua lainnya hilang di Macau.
(Emirald Julio)