Kedua, kata mantan Duta Besar RI untuk Belanda itu, berkomunikasi dengan Menlu Bangladesh, Abul Hassan Mahmood Ali, karena Myanmar dan Bangladesh harus melakukan kerjasama yang baik dalam penanganan, khususnya penanganan pengungsi etnis Rohingya.
"Karena tanpa kerjasama yang baik akan sulit penanganan pengungsi ini dilakukan," tukas Retno Marsudi.
Ia juga berkomunikasi dengan Kofi Annan untuk berbicara dalam konteks bagaimana Indonesia berkontribusi untuk mengimplementasikan hasil atau laporan dari komisi Annan Advisery Commission yang dipimpin mantan Sekretaris Jenderal PBB ini.
"Karena kalau dilihat dari 'temporary report' yang dikeluarkan pada Agustus yang lalu, apa yang dilakukan Indonesia 'fit very well' dengan rekomendasi yang dikeluarkan komisinya Koffi Anan," tukas Menlu Retno.
Alumni Universitas Gadjah Mada itu mengatakan, Kofi Annan sangat berharap bahwa Indonesia dapat membantu dan mengimplementasikan rekomendasi yang dikeluarkan pria asal Ghana tersebut. Menlu Retno juga mengaku ditelefon Menlu Turki Mevlut Cavusoglu untuk membahas masalah situasi di Negara Bagian Rakhine.