Aksi solidaritas itu pun tak luput dari pantauan media massa asing. Diwartakan ABC News, ratusan pengunjuk rasa pria dan perempuan itu mengutuk tindakan persekusi terhadap kaum minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.
Puluhan polisi bersenjata terlihat berjaga di sekeliling Kedubes Myanmar. Gedung itu juga nampak dilindungi pagar kawat berduri, terutama setelah sebuah bom molotov meledak di lokasi tersebut pada Minggu 3 September.
Para pengunjuk rasa berkumpul dalam kelompok yang dinamai "Sahabat Muslim Rohingya". Mereka gencar meneriakkan kata-kata, "Selamatkan Rohingya!" Pengunjuk rasa juga memegang spanduk besar bertuliskan, "Rakyat Bersatu untuk Bebaskan Muslim Rohingya" dan "Hentikan Genosida Muslim di Myanmar!"