Seluk-beluk Konflik Rohingya, dari Ihwal Perebutan Tanah hingga Tuduhan Genosida

Putri Ainur Islam, Jurnalis
Senin 04 September 2017 18:23 WIB
Pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh untuk menghindari konflik bersenjata yang mengancam jiwa mereka. (Foto: Antara)
Share :

Dunia Kompak Mengutuk Keras Kekejaman di Rakhine

Perlakuan seperti itu membuat dunia geram. Salah satu yang vokal dengan penindasan etnis Rohingya adalah Presiden Turki yaitu Tayyip Erdogan.

"Sayangnya saya bisa bilang dunia buta dan tuli terhadap apa yang terjadi di Myanmar," kata Erdogan dalam wawancara yang disiarkan di televisi untuk menandai tiga tahun kepresidenannya.

"Dunia tidak mendengar dan tidak melihat," imbuhnya.

Aksi solidaritas Muslim Indonesia membela Muslim Rohingya di depan Kedubes Myanmar, Senin (4/9/2017). (Foto: dok. Okezone)

Erdogan menggambarkan penderitaan terkini pengungsi yang menuju Bangladesh sebagai "peristiwa yang sangat menyakitkan" dan berjanji mengangkat isu tersebut di Majelis Umum PBB.

"Tentu kami mengutuk ini dengan cara yang paling keras. Dan kami akan menindaklanjuti ini melalui sejumlah lembaga internasional, termasuk PBB," ujar Erdogan, seperti disitat dari Channel News Asia.

BACA JUGA: Erdogan: Dunia Buta dan Tuli terhadap Penderitaan Rohingya

 

Negara-negara Islam dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menulis surat secara langsung kepada Sekjen PBB dan Suu Kyi meminta Myanmar agar berhenti mengirim tentara untuk menghadapi Rohingya.

OKI sangat mengecam pembantaian etnis Rohingya dan pembakaran desa-desa mereka oleh tentara. Myanmar dianggap melanggar komitmen internasional mereka sendiri yaitu melindungi warga sipil.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya