Seluk-beluk Konflik Rohingya, dari Ihwal Perebutan Tanah hingga Tuduhan Genosida

Putri Ainur Islam, Jurnalis
Senin 04 September 2017 18:23 WIB
Pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh untuk menghindari konflik bersenjata yang mengancam jiwa mereka. (Foto: Antara)
Share :

Nobel Perdamaian Tak Pantas untuk Aung San Suu Kyi?

Konflik yang terus-menerus terjadi tidak membuat Pemerintah Myanmar melakukan apa pun. Bahkan penerima Nobel Perdamaian Dunia, Aung San Suu Kyi, tidak berkomentar atas terjadinya konflik tersebut. Meski telah diancam gelar nobel-nya akan dicabut, Aung San Suu Kyi masih bergeming. Banyak orang yang sudah mulai membuat petisi agar gelar tersebut dicabut dari Suu Kyi.

Sebagai pengingat, Suu Kyi pernah ditindas oleh junta militer Myanmar hingga akhirnya mendapat dukungan masyarakat internasional sehingga memperoleh Hadiah Nobel Perdamaian. Namun setelah partainya menang pemilu dan kubunya berkuasa di Myanmar, Suu Kyi dinilai banyak kalangan tidak berbuat cukup banyak untuk menghentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya.

BACA JUGA: Muslim Rohingya Ditindas, Komnas HAM: Nobel Perdamaian Suu Kyi Bisa Dicabut!

Tak hanya petisi online, para tokoh dunia juga mengecam status penerima Nobel Perdamaian yang disandang Suu Kyi. Salah satu yang mengirim surat terbuka untuk PBB agar Nobel Perdamaian Suu Kyi dicabut adalah penerima Nobel Perdamaian 20016, Muhammad Yunus.

Surat tersebut tak hanya mengatasnamakan dirinya, namun mengatasnamakan penerima nobel kedamaian lainnya. Tokoh lain yang mendesak pencabutan penghargaan Nobel Perdamaian untuk Suu Kyi adalah aktivis HAM seperti uskup Agung Afrika Selatan, Desmond Tutu, serta pejuang hak pedidikan yang juga meraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai. Mereka mengkritik pemimpin de facto Myanmar tersebut atas kekerasan berdarah terhadap minoritas Rohingya.

"Meski telah diajukan permohonan berulang-ulang kali kepada Daw Aung San Suu Kyi, kami frustrasi melihat dia belum mengambil inisiatif apa pun untuk memastikan hak-hak kewarganegaraan penuh dan setara bagi etnis Rohingya. Daw Suu Kyi adalah seorang pemimpin dan bersamaan dengan itu, ia harus memimpin dengan keberanian, kemanusiaan, dan kasih sayang,” ungkap para tokoh itu dalam surat terbuka.

Konflik kemanusiaan di Rakhine ini nampaknya masih jauh dari titik penghabisan. Dan selama itu pula, ratusan ribu warga Rohingya tidak dapat lelap memejamkan mata mereka.

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya