SUDAH sepekan ini, Indonesia melalui Menteri Luar Neger Retno Marsudi melakukan upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan di Myanmar.
Indonesia menawarkan solusi kepada Myanmar  untuk menghentikan kekerasan terhadap kelompok Rohingya di Rakhine  State. Saat bertemu dengan Konselor Negara Republik Persatuan Myanmar  Aung San Suu Kyi di Nay Pyi Daw, Indonesia menawarkan Formula 4+1. 
Empat  elemen dimaksud adalah mengembalikan stabilitas dan keamanan, menahan  diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan, perlindungan  kepada semua orang yang berada di Rakhine tanpa memandang suku dan  agama, dan pentingnya segera dibuka akses untuk bantuan kemanusiaan.
(Baca juga: Lanjutkan Diplomasi untuk Rohingya, Menlu Retno Sambangi Bangladesh)
Satu  elemen lainnya adalah pentingnya agar rekomendasi Laporan Komisi  Penasihat untuk Rakhine yang dipimpin oleh Kofi Annan dapat segera  diimplementasikan. "Empat elemen pertama merupakan elemen utama yang  harus segera dilakukan agar krisis kemanusiaan dan keamanan tidak  semakin memburuk," kata Retno Marsudi dalam pertemuan dengan Suu Kyi,  seperti tertuang dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Tapi,  tawaran Indonesia ini belum bisa dilihat hasilnya mengingat tragedi  kemanusian yang menyebabkan terusirnya warga Rohingya terus mengalir.  Dan berikut ini catatan diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam sepekan  ini : 
29 Agustus
Mantan Sekjen PBB Kofi  Annan menelepon Menlu Retno Marsudi untuk meminta Indonesia  mengimplementasikan laporan dari Komisi Nasihat yang dipimpin Annan. 
30 Agustus
Menlu Retno menyampaikan rencana berkunjung ke Myanmar.
(Baca juga: Kronologi Kekerasan di Rakhine Pemicu Eksodus Muslim Rohingya)
31 Agustus
Menlu  Retno meluncurkan Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM)  yakni gabungan 11 organisasi kemasyarakatan untuk memberikan bantuan  kemanusiaan ke Rakhine. 
1 September
Menlu Retno membahas konflik Myanmar dengan Sekjen PBB Antonio Guterres. 
3 September
Presiden  Joko Widodo mendesak Myanmar untuk secepatnya menghentikan aksi  kekerasan dari memberikan perlindungan bagi semua etnis dan pemeluk  agama serta memberikan akses bagi bantuan kemanusiaan. 
4 September
Menlu Retno tiba di Myanmar. Dia bertemu dengan pemimpin nasional Aung San Suu Kyi dan Panglima Bersenjata Myanmar. 
5 September 
Menlu  Retno akan bernagkat ke Dakha, Bangladesh untuk melakukan pertemuan  dengan Menlu Bangladesh guna membahas isu pengungsi Rohingya.
(Qur'anul Hidayat)