Terungkap! Begini Pandangan Warga Kota Besar Myanmar tentang Rohingya

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Selasa 12 September 2017 08:06 WIB
Warga di Kota Yangon memandang etnis Rohingya sebagai Bengali (Foto: Reuters)
Share :

Suatu berita utama di Myawaddy Daily, berbunyi: "Teroris Bengali ekstremis ARSA akan menyerang kota-kota besar".

Yang lainnya, di situs berita Eleven, juga serupa: "Ekstremis ARSA teroris Bengali menyerang pasukan keamanan di kota kecil Maungdaw".

Laporan-laporan menyebutkan bahwa kelompok militanlah yang membakar desa-desa, bukan tentara, dan tidak disebutkan mengenai banyaknya pencari suaka Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh. Penggunaan kata 'teroris' dipaksakan oleh Komite Informasi Myanmar, yang memperingatan media agar mereka patuh.

Berita dan gambar-gambar yang menyesatkan atau bohong di media sosial hanya membuat perpecahan lebih dalam lagi. Permusuhan terhadap kaum Rohingya bukanlah hal baru di Myanmar, namun lahir dari prasangka yang sudah lama terhadap kelompok minoritas itu, yang tidak dianggap sebagai warga Myanmar.

Kelompok Rohingya, yang bahasanya begitu berbeda dengan bahasa lain di negara bagian Rakhine, tidak dianggap salah satu dari 135 kelompok etnis resmi di Myanmar. Kelompok nasionalis menghembus-hembuskan desas-desus bahwa Muslim Rohingya adalah ancaman, antara lain dengan karena pria Muslim berhak memiliki empat istri dan banyak anak.

Banyak yang berada di Rakhine takut mereka akan mengambil alih lahan mereka suatu hari karena populasi mereka terus bertambah. Sikap bermusuhan dengan cepat terlihat saat kita berbicara dengan warga biasa.

"Mereka tidak berpendidikan dan tidak memiliki pekerjaan. Mereka bikin banyak anak. Jika tetanggamu punya banyak anak dan membuat keributan di sebelah, akankah kamu menyukainya?," seorang perempuan di usia 30an mengatakan hal itu kepada saya di jalanan.

"Saya kira orang-orang itu bermasalah. Mereka jelek. Saya tidak suka mereka," kata perempuan lain, seorang pekerja rumah tangga.

Namun dia menambahkan bahwa, "Kita tidak dapat bertepuk hanya dengan satu telapak tangan," yang berarti dia sadar bahwa ada dua sisi dari sebuah cerita.

Tentu saja masih ada sebagian yang simpati dengan keadaan Rohingya, meski mereka dianggap kurang vokal.

"Saya kira banyak Muslim Bengali yang terbunuh. Saya kira banyak yang dibunuh pasukan pemerintah karena sebagian lokasi mereka terisolasi. Saya pikir PBB seharusnya dilibatkan," kata seorang supir taksi.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya