TOKYO - Peluru kendali (rudal) balistik jarak menangah (IRBM) Hwasong-12 Korea Utara (Korut) yang ditembakkan menerobos langit Hokkaido, Jepang, kemarin secara data bisa menjangkau Guam, wilayah Amerika Serikat (AS) di Pasifik.
Menurut militer Korea Selatan, rudal Pyongyang yang melewati pulau Hokkaido dan mendarat di Samudera Pasifik mencapai ketinggian sekitar 770km (478 mil), terbang sejauh 3.700km. Sedangkan jarak Guam dengan Korut sekitar 3.400km. Artinya, senjata rezim Kim Jong-un itu mampu mencapai wilayah AS di Pasifik barat tersebut.
Namun, militer AS menganggap kemampuan senjata Pyongyang itu dengan mengklaim tidak akan menimbulkan ancaman bagi wilayah Guam.
(Baca juga: Uji Coba Rudal, Jong-un: Korut akan Menyelesaikan Target Nuklir)
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera yakin bahwa Guam saat ini berada dalam “pikiran” Korut. ”Kita tidak bisa berasumsi niat Korea Utara, tapi mengingat apa yang dikatakannya, saya pikir ini Guam,” katanya, seperti dikutip AFP, Sabtu (16/9/2017).
Onodera memperingatkan bahwa tindakan Pyongyang serupa akan berlanjut mengingat fakta bahwa rudal terbaru nekat ditembakkan meski negara itu baru saja terkena sanksi keras Dewan Keamanan PBB.
Sanksi dijatuhkan hari Senin lalu sebagai respons atas uji coba senjata nuklir Korea Utara jenis bom hidrogen pada 3 September.
(Baca juga: Rudal Korut Kembali Lintasi Jepang, PM Abe: Kami Takkan Toleransi Tindakan Memalukan Ini)
Guam sendiri sudah jauh hari diancam akan diserang militer Korea Utara. Wilayah yang jadi pangkalan militer AS di Pasifik barat itu pernah diancam rezim Pyongyang dengan serangan empat rudal balistik jarak menengah. Namun, pemimpin Korut Kim Jong-un akhirnya menunda serangan sambil melihat perilaku Washington terhadap Pyongyang.
(Qur'anul Hidayat)