COX’S BAZAR – Berhasil lari dari ancaman Myanmar ternyata tidak membuat para warga etnis Rohingya terlepas dari bayangan maut. Pasalnya, badan amal di Bangladesh mengklaim bahwa para ratusan ribu pengungsi Rohingnya di negara tersebut dapat meninggal dunia akibat kurangnya pasokan makanan, air bersih serta tempat berlindung.
Sebagaimana dikutip dari Reuters, Minggu (17/9/2017), nyaris sudah ada 410 ribu warga etnis Rohingnya yang melarikan diri dari Myanmar menuju Bangladesh. Mereka menghindari tindakan persekusi militer Myanmar yang PBB sebut sebagai tindakan pembersihan etnis.
BACA JUGA: Oalah! China Dukung Tindakan Keras Militer Myanmar terhadap Etnis Rohingya
“Banyak orang (Rohingya-red) yang tiba dalam keadaan lapar, lelah dan tanpa makanan dan air minum. Saya sangat khawatir dengan permintaan makanan, tempat tinggal, air dan dukungan kebersihan dasar tidak terpenuhi karena banyaknya orang yang membutuhkan,” ujar Direktur Save the Children Bangladesh, Mark Pierce.
“Jika para keluarga di sana tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar maka penderitaan mereka semakin memburuk dan nyawa bisa melayang,” sebutnya.
BACA JUGA: Alhamdulillah! Suu Kyi akan Cari Bantuan untuk Muslim Rohingya
Sekadar informasi, Bangladesh sebenarnya sudah menampung 400 ribu warga Rohingya sebelum kekerasan yang kembali memanas di Rakhine State pada 25 Agustus 2017. Pada saat itu, militan Rohingya melancarkan serangan ke kantor polisi dan kamp militer di Rakhine State sehingga memicu serangan balik dari pasukan keamanan Myanmar.
Dengan kondisi pengungsi Rohingnya yang semakin membludak, tentu saja ini membuat kesulitan Bangladesh untuk mengurus semuanya. Pierce mengatakan Bangladesh sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan dari negara lain. “Ini hanya dapat dilakukan jika komunitas internasional meningkatkan pendanaan,” tegasnya.
BACA JUGA: Bangladesh Klaim Mampu Memberi Makan Semua Pengungsi Rohingya
Pasukan penjaga perbatasan Bangladesh mengklaim saat ini gelombang penghuni Rohingya dari Myanmar mulai berkurang. Hal ini disinyalir dipengaruhi cuaca buruk yang membuat warga etnis Rohingya berpikir ulang untuk menggunakan perahu demi mencapai wilayah Bangladesh.
(Emirald Julio)