NEW DELHI - Pemerintah India berencana akan mendeportasi 40 ribu Muslim Rohingya karena diduga memiliki jaringan dengan kelompok teroris. Para pengungsi Rohingya tersebut dituding memiliki hubungan dengan ISIS dan militan Pakistan.
Kementerian Dalam Negeri India sendiri dilaporkan telah membuat pernyataan tertulis untuk pengadilan yang isinya menyatakan, bahwa pihaknya telah memiliki informasi intelijen terkait hal tersebut. Informasi intelijen itu diketahui telah dilaporkan ke Mahkamah Agung.
Baca Juga: Sekjen PBB: Aung San Suu Kyi Punya 1 Kesempatan Terakhir untuk Akhiri Krisis Rohingya
Baca Juga: Kisah Warga Rohingya yang Harus Mengemis Belas Kasihan agar Tak Dibunuh
Sebagaimana dilansir dari Independent, Selasa (19/9/2017), Pemerintah India mengaku bahwa mereka mendapatkan laporan tentang hubungan Rohingya dan kelompok terorisdari badan keamanan dan sumber otentik lainny . Pejabat senior Kementerian Dalam Negeri India, Mukesh Mittal mengatakan, bahwa 40 ribu Rohingya tiba di India secara ilegal.
Mereka diketahui datang ke India sekira 4 atau 5 tahun lalu setelah menyeberang dari Bangladesh. Sebelumnya, Kepolisian India telah menangkap seorang pria berkebangsaan Inggris bernama Shauman Haq yang merupakan seorang pejuang Al-Qaeda. Pria berusia 27 tahun itu, datang ke India dengan mengemban misi khusus yakni merekrut warga Rohingya untuk menjadi bagian dari Al-Qaeda.
Baca Juga: Innalillahi.. Rebutan Bantuan, 3 Warga Rohingnya Tewas Terinjak-Injak
Baca Juga: Pengungsi Rohingya di Bangladesh Diklaim Terancam Nyawanya, Kok Bisa?
Sementara itu, warga Rohingya di India telah membantah tudingan tersebut. Mereka menganggap tuduhan Pemerintah India itu sangat tidak adil dan meminta mereka untuk memahami keadaan serta kondisi pengungsi Rohingya saat ini.
"Kami merasa tidak berdaya dan putus asa," ujar seorang pengungsi Rohingya, Ali Johar yang datang ke India pada 2012 lalu.
Pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi sendiri kerap mendapatkan kritik oleh para aktivis karena cenderung memilih berdiam diri atas krisis kemanusiaan yang diterima Rohingnya. Sebagaimana diketahui, diperkirakan lebih dari 400 ribu warga Rohingnya telah mengungsi ke Bangladesh terhitung sejak situasi Rakhine state kembali memanas pada 25 Agustus lalu. Nyawa mereka kini terancam akibat sulitnya makanan dan minuman.
(Rufki Ade Vinanda)