NAYPYIDAW - Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, akhirnya buka suara terkait kekerasan yang menimpa etnis Rohingya. Ia mengakui bahwa dirinya paham akan dunia yang kini memerhatikan krisis di Rakhine, terutama kepada masyarakat etnis Rohingya. Sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab, Myanmar disebutnya tidak takut akan pengawasan dari dunia.
“Saya sadar bahwa dunia menaruh perhatian pada situasi di Rakhine State. Sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab, Myanmar tidak takut akan pengawasan dunia internasional,” ungkap Aung San Suu Kyi dalam pidato nasional di Naypyidaw, mengutip dari The Guardian.
Suu Kyi juga menyatakan agar dunia segera berhenti menyalahkan kelompok etnis atau tentara terkait kekerasan yang terjadi. Suu Kyi berjanji untuk menghukum siapa pun yang terbukti bersalah melakukan pelanggaran, terlepas dari agama, ras, atau posisi politik.
“Kami tidak ingin Myanmar menjadi negara yang terbelah akibat keyakinan atau perbedaan etnis. Kita semua memiliki hak atas beragam identitas kita,” tegasnya, dilansir dari AFP, Selasa (19/9/2017).